TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai puncak hujan Meteor Gemenid di dalam artikel ini.
Mengutip dari lapan.go.id, Geminid merupakan hujan meteor utama yang titik asal kemunculan meteornya berada di dekat bintang Alfa Geminorum (Castor) konstelasi Gemini.
Selain itu, Hujan Meteor Geminid bersumber dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon (1983 TB) yang mengorbit Matahari dengan periode 523,6 hari.
Masyarakat dapat menyaksikan Hujan Meteor Geminid sejak pukul 20.30 waktu setempat hingga keesokan harinya, 25 menit sebelum terbenam Matahari dari arah Timur Laut hingga Barat Laut.
Baca juga: Fenomena Astronomis Desember 2021 Pekan Kedua: Puncak Hujan Meteor Monocerotid hingga Geminid
Di Indonesia, intensitas hujan meteor berkisar 86 meteor/jam (Sabang) hingga 107 meteor/jam (P. Rote).
Hal tersebut disebabkan titik radian berkulminasi pada ketinggian 46 derajat 63 derajat arah utara.
Sementara itu, intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 120 meteor/jam.
Kemudian, intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle.
Skala Bortle adalah skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul.
Oleh karena itu, apabila masyarakat ingin menyaksikan Hujan Meteor Geminid, pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya.
Baca juga: Geminid, rajanya hujan meteor yang akan hiasi langit akhir pekan ini, bagaimana cara melihatnya
Baca juga: Apa itu Meteor? Berikut ini Pengertian Meteor, Proses Terjadinya Hujan Meteor, dan Jenis-jenisnya
Waktu Terbaik Menyaksikan Hujan Meteor Geminid
Menurut NASA, waktu terbaik untuk menyaksiakan Hujan Meteor Geminid adalah pada 13-14 Desember.
Pengamat langit di Belahan Bumi Utara dapat terlihat pada larut malam pada 13 Desember untuk melihat beberapa Geminid.
Namun, dengan cahaya bulan dan cahaya rendah di langit, mungkin tidak dapat melihat banyak meteor.