TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Subbag Tata Usaha Direktorat SMK Kemendikbudristek Arfah Laidiah Razik mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mencetak lulusan vokasi yang berkualitas.
Menurutnya, lulusan vokasi harus memiliki keahlian dalam menghadapi kebutuhan industri masa depan.
"Harapannya agar siswa SMK dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri sehingga ketika lulus dan memasuki dunia kerja mereka telah dibekali kompetensi yang cukup dan memiliki daya saing tinggi," ujar Arfah melalui keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).
Baca juga: Platform Digital Bantu Jembatani Dunia Kerja dan Lulusan Perguruan Tinggi
Kemendikbudristek menggandeng kemitraan dengan pihak industri yang memiliki pengalaman pengembangan teknologi terbaru.
Schneider Electric menjadi satu di antara rekan Kemendikbudristek dalam meningkatkan kompetensi lulusan vokasi.
Sementara itu, Distribution Channel & Residential VP Schneider Electric Indonesia M. Farhan Lucky mengatakan pemanfaatan teknologi digital dan Internet of Things di sektor perumahan akan
terus meningkat.
"Berbagai perangkat dan peralatan listrik rumah akan semakin terkoneksi dan saling berbicara satu sama lain," ujar Farhan.
Baca juga: Peningkatan Kapasitas Pimpinan Politeknik Dorong Kualitas Lulusan Vokasi
Menurutnya, ke depannya penetrasi energi terbarukan seperti panel surya di sektor perumahan juga akan semakin diminati.
Trend ini, kata Farhan, harus didukung dengan desain dan instalasi kelistrikan yang tepat guna dan aman.
"Dengan latar belakang ini, Schneider Electric berinisiatif menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang difokuskan pada pengembangan kompetensi ahli listrik untuk menunjang kebutuhan home of the future ini," ucap Farhan.
Kepala BBPPMPV BMTI Kemendikbudristek Supriyono mengatakan masifnya transformasi digital di berbagai sektor industri termasuk perumahan menjadikan profesi ahli kelistrikan semakin berperan
penting.
"Melalui EEPC ini, para siswa diajarkan beberapa skill teknis seperti instalasi listrik, pengembangan otomatisasi instalasi kelistrikan dalam aplikasi IoT (internet of things), energi terbarukan serta mempelajari praktek-praktek terbaik terkait konsep smart home," kata Supriyono.
Baca juga: Kabar Terbaru Pasutri Lansia yang Tinggal di Hutan Prigi, Mengandalkan Kincir Air untuk Penerangan
Program pelatihan yang diinisiasi langsung oleh pelaku industri, menurutnya, dapat membantu SDM vokasi dalam menyelaraskan kompetensinya dengan kebutuhan DUDI (dunia usaha dan dunia industri).
"Kami akan terus merangkul para pemimpin dan pelaku industri seperti Schneider Electric untuk menciptakan talenta-talenta muda yang berkualitas dan berdaya saing tinggi," tutur Supriyono.
Seperti diketahui, Kemendikbudristek dan Schneider Electric menyelenggarakan Electrical Education Program & Competition (EEPC).
Program ini merupakan pelatihan vokasi yang difokuskan pada pengembangan kompetensi para calon ahli listrik.
Melalui program EEPC ini, Schneider Electric berbagi wawasan mengenai trend konsep perumahan masa depan yang semakin terkoneksi dan cerdas, dan kompetensi digital yang dibutuhkan ahli listrik di masa mendatang.
Baca juga: Kemendikbudristek: Pemda Dibutuhkan untuk Bantu Kolaborasi Industri dan Pendidikan Vokasi
Kemitraan Schneider Electric dengan Kemendikbudristek dalam pengembangan kompetensi SDM vokasi telah dimulai sejak 2018.
Program ini melalui pembangunan Pusat Keunggulan bidang Listrik, Otomasi dan Energi Terbarukan, program pelatihan guru dan tenaga kependidikan SMK, serta revitalisasi fasilitas laboratorium secara bertahap di 184 SMK di seluruh Indonesia yang ditargetkan selesai pada tahun 2022.