TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desas desus isolasi atau lockdown RSDC Wisma Atlet Kemayoran tetiba sampai di telinga Kevin (bukan nama sebenarnya), perawat yang bertugas disana, beberapa hari silam.
Bukan kaget atau panik yang dirasakan Kevin, dirinya justru merasa biasa saja. Kabar itu tak membuatnya kelabakan dan tetap menjalankan tugasnya merawat pasien dan membantu dokter.
Diketahui, Pemerintah memutuskan untuk mengisolasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran per Jumat (17/12/2021) sampai 7 hari ke depan sebagai bentuk antisipasi dini untuk mencegah penularan varian Omicron pada level komunitas menyusul ditemukannya kasus penularan di area rumah sakit darurat Covid-19 tersebut.
"Suasana disini seperti biasa saja sih sebenarnya. Kalau dalam artian lockdown kan kita hanya tidak boleh keluar dari Wisma Atlet. Jadi nggak menghambat (aktivitas). Kita juga sudah melakukan swab massal untuk menanggulangi hal itu," ujar Kevin kepada Tribunnetwork, Jumat (17/12/2021).
Tak kagetnya Kevin bukan tanpa sebab. Selama dua tahun terakhir, dirinya sudah tinggal di RSDC Wisma Atlet Kemayoran dengan segala peraturan yang super ketat.
Akses keluar masuk tak bisa begitu saja didapat, harus ada surat izin dari Kepala RSDC Wisma Atlet Kemayoran hingga negatif swab PCR terlebih dahulu.
Baca juga: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Diisolasi Tujuh Hari Buntut Temuan Kasus Omicron
"Dari dulu memang sudah ketat sih. Ya sudah biasa saja, misalkan saya pribadi kan disini sudah hampir dua tahun dari awal sejak Covid-19. Kan emang susah banget aksesnya. Disini kita terbiasa tidak diperbolehkan keluar masuk leluasa, jadi tidak aneh dan tidak kaget," ucapnya.
Para pasien, katanya, juga tak ada yang merasa panik.
Edukasi dari nakes terkait untuk selalu patuh protokol kesehatan dianggap Kevin berhasil menjauhkan pikiran mereka dari rasa panik.
Perubahan yang terjadi di RSDC Wisma Atlet dikatakan Kevin hanya pembatasan atau pencegahan kerumunan massa.
Dahulu kerap diketahui banyak aktivitas outdoor yang dilakukan bersama oleh para pasien Covid-19 atau mereka yang dikarantina di RSDC Wisma Atlet.
Namun sudah beberapa waktu hal itu ditiadakan.
"Sudah tidak, jadi dari rekan-rekan nakes menganjurkan untuk menggunakan dua jogging track di tower masing-masing. Jadi tetap mengedukasi agar jangan berkerumun," imbuhnya.
Senada, Dani (bukan nama sebenarnya), dokter di RSDC Wisma Atlet Kemayoran menyatakan pasien tak terlalu terpengaruh dengan isolasi serta kabar masuknya varian Omicron.