News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin Hampir Selalu di Atas 60 Persen

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Acara peresmian digelar di pabrik PT GNI di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/12/2021). Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyempatkan berkeliling melihat proses pengolahan bijih nikel (nickel ore) di pabrik tersebut, termasuk area nickel ore stockpile yaitu tempat penumpukan bahan mentah bijih nikel. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang berakhirnya tahun 2021, beberapa lembaga survei kedapatan membahas pandangan masyarakat terkait kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf).

Secara garis besar, mayoritas hasil survei tersebut menyatakan masyarakat Indonesia puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf.

Hal itu nampak dalam persentase tingkat kepuasan masyarakat yang hampir selalu berada di atas angka 60 persen.

Salah satunya adalah survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Hasil surveinya menyatakan 71,7 persen atau mayoritas warga puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf.

"Dalam survei Desember 2021, mayoritas warga, 71,7 persen, sangat atau cukup puas dengan kerja Presiden Jokowi. Yang kurang atau tidak puas hanya sekitar 25,3 persen. Sementara yang tidak menjawab masih ada sekitar 3 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani, Senin (27/12/2021).

Survei yang dilaksanakan pada 8-16 Desember 2021 ini turut membandingkan tingkat kepuasan yang dicapai pada 2021 dengan tahun-tahun sebelumnya.

Hasilnya, tingkat kepuasan masyarakat tercatat stabil dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Tingkat Kepuasan Terhadap Jokowi Capai 80,3 Persen dalam Survei Voxpopuli, Begini Tanggapan Jokpro

Deni mengungkap hal tersebut kemungkinan terjadi karena masyarakat puas dengan penanganan pemerintah terhadap Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Terbukti kepuasan masyarakat terhadap penanganan pandemi meningkat cukup tajam.

"Kepuasan (penanganan pandemi) mengalami kenaikan dari 61 persen pada survei Oktober 2020 menjadi 75 persen pada Desember 2021. Sedangkan kepuasan (pemulihan ekonomi) naik dalam tiga bulan terakhir, dari 50,7 persen pada September 2021 menjadi 60,1 persen pada survei terakhir Desember 2021," kata Deni.

Senada, temuan survei Populi Center terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf berada di angka 74,9 persen.

Peneliti Populi Center Nurul Fatin Afifah menjelaskan dari jumlah itu 13,9 persen di antaranya menyatakan sangat puas. Sisanya 61 persen menyatakan puas.

Sedangkan masyarakat yang menilai tidak puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf sebesar 22,7 persen.

Hal ini merupakan akumulasi dari mereka yang menyatakan tidak puas sebesar 20,1 persen dan sangat tidak puas 2,6 persen.

"Angka ini menurun dibanding survei sebelumnya yakni 25 persen. Adapun masyarakat yang memilih tidak menjawab pertanyaan ini sebesar 2,4 persen," kata Nurul.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyatakan survei pihaknya menunjukkan sebanyak 70,1 persen masyarakat puas atas kinerja Jokowi-Ma'ruf.

Yunarto mengatakan faktor kewilayahan dan afiliasi politik menjadi penentu tingkat kepuasan masyarakat.

Dia mencontohkan masyarakat yang puas kinerja pemerintah berada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT.

"Ini ada faktor, jadi ini ada basis-basis pendukung Jokowi, selain faktor rasionalitas, tingkat kepuasan ini juga dipengaruhi oleh afiliasi politik, kita lihat ada pola yang sama," kata Yunarto.

"Ketika kita baca tingkat kepuasan yang rendah, itu berada di wilayah Sulawesi, DKI Jakarta, Banten dan Sumatera. Sulawesi dan Jakarta diketahui juga, dari sisi partisanship pilihan pada tahun 2019 itu bisa dianggap sebagai basis dari pemilih Prabowo-Sandiaga Uno yang katakanlah memiliki resistensi lebih tinggi kepada pemerintahan Jokowi," imbuhnya.

Pada awal Desember 2021, Indikator Politik Indonesia turut merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Kebijakan Jokowi Dinilai Efektif, Penanganan Pandemi Covid-19 Jadi Lebih Cepat

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan tingkat kepuasan tersebut terus mengalami kenaikan.

Dari Juli 2021 yang hanya berada di angka 59 persen, naik menjadi 63 persen di September 2021, dan akhirnya berada di kisaran 72 persen pada Desember 2021.

"Total ada sekitar 72 persen yang sangat puas atau cukup puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Approval rating sekarang adalah kenaikan paling tinggi selama pandemi dua tahun terakhir," kata Burhanuddin.

Meningkatnya kepuasan masyarakat disebut Burhanuddin tak lepas dari kepuasan masyarakat terhadap ekonomi yang meningkat dan penanganan Covid-19 yang membaik.

Hasil itu, lanjutnya, juga tak lepas dari peran dua menteri yakni Luhut Binsar Pandjaitan dan Airlangga Hartarto.

"Tentu ada beberapa pejabat yang turut membantu Presiden misalnya Menko Perekonomian Pak Airlangga, Menko Marves Pak Luhut yang tentu saja berjibaku dalam pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19. Tapi, overall yang menyebabkan kepuasan terhadap Presiden meningkat yaitu perbaikan persepsi di bidang ekonomi dan covid," katanya.

Di sisi lain, tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Jokowi-Ma'ruf tertinggi terlihat dalam survei Voxpopuli Research Center.

Tercatat tingkat kepuasan itu mencapai angka 80,3 persen. Sedangkan 17,2 persen masyarakat menyatakan ketidakpuasan dan sisanya 2,5 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja menjelaskan tingginya tingkat kepuasan masyarakat tak lepas dari keberhasilan pemerintah mengatasi pandemi yang diakui oleh dunia hingga posisi Indonesia yang semakin diakui dunia dengan memimpin presidensi G20 pada 2022 dan berlanjut sebagai ketua ASEAN pada 2023.


"Dua faktor tersebut memberi dampak pada tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi. Faktor kepemimpinan Jokowi dalam kancah global memberi dorongan lebih besar lagi atas naiknya tingkat kepuasan publik," kata Achmad.

Menurutnya, pandangan masyarakat yang awalnya Jokowi terlihat hanya fokus pada kebijakan dalam negeri dengan gencarnya pembangunan infrastruktur sedikit bergeser dengan turut sertanya Jokowi dalam KTT G20 dan konferensi perubahan iklim COP26.

Namun masyarakat disebutnya akan terus melihat sejauh mana kiprah pemerintah mengatasi pandemi dan ancaman varian-varian baru hingga pemulihan ekonomi.

"Pemerintah harus terus mempertahankan pemulihan ekonomi hingga berakhirnya pandemi dan memastikan peran global Indonesia," pungkasnya. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini