Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 dalam rangka mempercepat terbentuknya herd immunity atau kekebalan komunal.
Vaksinasi dilaksanakan serentak di 14 provinsi, menjangkau daerah-daerah pelosok dan masyarakat dari berbagai kelompok usia yang sudah diperbolehkan mendapatkan vaksin.
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengatakan apa yang dilakukan pihaknya dalam rangka mendukung program percepatan vaksinasi yang ditetapkan pemerintah.
Baca juga: Di Pasar Modal, Jokowi Pamer Vaksinasi Sudah Capai 281 Juta Dosis
Terlebih, saat ini kasus virus corona varian Omicron sudah ditemukan di Indonesia.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, BIN melaksanakan vaksinasi terhadap masyarakat dengan cara jemput bola yaitu vaksinasi door to door. Utamanya para Lansia. Kami juga menggencarkan vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun dan pelajar dari sekolah ke sekolah," kata Budi Gunawan dalam keterangannya, Senin (3/1/2022).
14 provinsi yang menjadi sasaran vaksinasi BIN di antaranya Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Barat, Bengkulu, Jawa Timur, Banten, dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Genjot Vaksinasi, Binda NTT Sasar Warga dan Pelajar di 10 Kabupaten Kota
Kemudian, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Lampung, dan DIY.
Terpisah, Kepala Binda NTT, Brigjen TNI Adrianus Suryo Agung Nugroho mengatakan, pihaknya menggelar vaksinasi di 10 kabupaten dan kota.
Vaksinasi digelar serentak selama empat hari pada akhir Desember 2021.
Menurut dia, vaksinasi yang dilakukan pihaknya sebagai bentuk dukungan membantu pemerintah mengejar target vaksinasi secara nasional.
"Untuk membentuk kekebalan tubuh dari pelajar dan masyarakat umum di era pandemi COVID-19 ini," kata Adrianus.
Rayu Lansia
Dalam pelaksanaannya, BIN pun menemukan berbagai rintangan dalam melakukan vaksinasi.
Seperti di Kalimantan Tengah, Binda Kalteng melakukan vaksinasi secara door to door untuk menjangkau wilayah pelosok.
Selain itu, ditemukan juga ada Lansia yang enggan disuntik vaksin Covid-19.
Kabinda Kalteng Brigjen TNI Sinyo mengatakan perlu ada pendekatan lebih agar para Lansia mau divaksin.
Tak jarang para petugas pun harus membujuk mereka agar mau menjalani vaksinasi.
"Vaksinasi terhadap lansia ini memang membutuhkan upaya lebih, karena sebagian harus didatangi berulang kali ke rumah," ujar Sinyo.
Baca juga: Sukses di Tahun Lalu, Polda Metro Jaya Lanjutkan Vaksinasi Merdeka untuk Anak-Anak dan Aglomerasi
Kendala lainnya, ada beberapa Lansia yang batal divaksin karema tak lolos skrining kesehatan.
Kendati begitu, dia memastikan Binda Kalteng bakal terus menggencarkan program vaksinasi kepada masyarakat.
"Banyak yang gagal divaksin karena saat skrining awal tidak memenuhi syarat untuk divaksin. Rata-rata karena tensi yang tinggi," ujarnya.
Lain halnya di Banten, Kabinda Banten, Brigjen TNI Cahyono Cahya Angkasa mengatakan masih ada masyarakat yang belum terdata vaksin.
Baca juga: Kasus Infeksi Covid pada Anak-anak di AS Tembus Rekor, Ahli Sesalkan Tak Meratanya Vaksinasi
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tak percaya berita bohong atau hoaks terkait vaksinasi Covid-19.
"Harapan kami agar semua masyarakat Indonesia khususnya Banten dapat menerima vaksin Covid-19. Sehingga kita dapat mengakhiri pandemi jadi endemi. Jangan percaya dengan berita hoaks yang beredar di sosial media, karena vaksin sudah teruji aman dan halal," kata dia.
Cahyono mengatakan pihaknya bakal terus menggelar kegiatan vaksinasi Covid-19, meakipun Banten saat ini telah mencapai target vaksinasi.
"Meski sudah mencapai target tetapi Binda Banten akan tetap melakukan vaksinasi massal bagi masyarakat, pelajar, santri dan lansia dengan menyiapkan kembali sebanyak 15.000 dosis," ujar Cahyono.