Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Ketua DPR RI Puan Maharani muncul di antara nama-nama tokoh yang digadang-gadang sebagai Calon Presiden RI pada Pilpres 2024.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menilai sosok Puan Maharani menarik dan unik sebagai politisi perempuan yang ikut meramaikan bursa Capres 2024.
Menurut GMNI, Puan Maharani adalah salah satu politisi perempuan yang insipiratif saat ini.
Hal itu disampaikan Pengurus DPP GMNI Aulia Djatnika saat menjadi narasumber diskusi bertajuk ‘Puan Maharani dan Tantangan Nasionalisme Abad-21’ di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
"Publik hari ini melihat di antara nama-nama calon yang beredar, Ibu Puan Maharani itu sosok yang unik dan menarik. Karena tidak bisa lepas tentunya anggapan bahwa dari sekitar 133 juta perempuan di Indonesia, cuma ada nama Ibu Puan di samping ada nama lain seperti Ibu Risma yang disebut-sebut dalam berbagai kesempatan sebagai Calon Presiden potensial pada Pilpres 2024," ucap Aulia.
Baca juga: Komitmen Puan Maharani Soal Petani Milenial Menjadi Penangkal Impor Pangan
Makin menarik lanjut Aulia, Puan memiliki track record sebagai politisi perempuan yang sudah teruji dalam banyak jabatan yang pernah diemban selama ini antara lain saat menjabat Ketua Fraksi PDIP, Menko PMK dan saat ini sebagai Ketua DPR RI.
Bukan hanya itu, rekam jejak biologis dan ideologis Puan Maharani yang adalah cucu proklamator RI Bung Karno menempatakan Puan sebagai tokoh politisi perempuan yang dinilai punya modal cukup dalam konteks kepemimpinan nasional.
"Sebagai politisi perempuan harus diakui bahwa pengalaman beliau di dalam dunia politik tentu menjadi inspirasi terutama bagi perempuan-perempuan di Indonesia untuk berkembang dan maju. Kalau di antara calon yang ada mayoritas adalah laki-laki, maka munculnya nama Ibu Puan tentu menjadi magnet tersendiri," ujar alumnus Fakultas Ilmu Politik UI tersebut.
Baca juga: Komitmen Puan Maharani Soal Petani Milenial Menjadi Penangkal Impor Pangan
Dia menambahkan, sebagai politisi perempuan, ketokohan Puan Maharani akan menjadi kesempatan bagi penampungan perjuangan perempuan di Indonesia yang selama ini banyak memperjuangkan keadilan khusus bagi perempuan.
Isu seputar kesejahteraan pekerja rumah tangga, kekerasan seksual dan masih banyak isu lain yang dihadapi perempuan diharapkan akan lebih efektif diperjuangkan melalui ketokohan Puan Maharani.
“Dari aspek ini sebetulnya kami melihat kepemimpinan beliau sebagai politisi perempuan akan efektif mengawal isu-isu atau perjuangan kaum perempuan di Indonesia,” ucapnya.
Aspek lain yang juga disorot Aulia adalah keberpihakan pada kemanusiaan sebagai pelaksanaan ideologi nasionalisme yang melekat pada diri Puan Maharani.
“Hal yang mungkin secara alamiah tumbuh dan ada pada sosok perempuan adalah rasa empati terutama pada ketidakadilan dan keberpihakannya pada kemanusiaan. Sisi-sisi afektif seperti itu tentu akan sangat kuat dan bukan tidak mungkin berpengaruh juga pada figur ibu Puan sebagai poltisi perempuan,” pungkasnya.