TRIBUNNEWS.COM - Rencana perpindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur semakin matang.
Pemerintah pun telah mengumumkan Nusantara sebagai nama ibu kota baru tersebut.
Berbeda dengan daerah lain, ibu kota baru akan dikelola khusus oleh sebuah badan otorita dengan pemimpin yang langsung ditunjuk dan bertanggung jawab kepada presiden.
Terkait siapa yang akan memimpin ibu kota baru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengungkapkan siapa saja calonnya pada Maret 2020.
Baca juga: Bukan yang Pertama, Indonesia Pernah Pindah Ibu Kota Negara Beberapa Kali, Ini Faktanya
Baca juga: PROFIL 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Baru: Eks Gubernur, Eks Bupati, Dekan UI hingga Pengusaha Sapi
Mereka adalah mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro.
Nama kedua yang disebut adalah Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Sementara nama ketiga mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Tumiyana dan yang terakhir, mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
"Yang namanya kandidat ya memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjo (Brodjonegoro, red)."
"Dua, Pak Ahok. Tiga, Pak Tumiyono. Empat, Pak Azwar Anas," ujar Jokowi, Senin (2/3/2020).
Sebagaimana para pejabat lainnya, keempat calon pemimpin ibu kota baru wajib melaporkan daftar harta kekayaannya ke KPK.
Yang kemudian oleh KPK, daftar tersebut diunggah di situs elhkpn.kpk.go.id dan bisa diakses masyarakat.
Selengkapnya, inilah daftar harta kekayaan empat calon pemimpin ibu kota baru sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari elhkpn.kpk.go.id:
1. Bambang Brodjonegoro
Rekam jejak pemilik nama Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di pemerintahan Jokowi cukup panjang.
Di periode pertama Jokowi menjabat, Bambang diberi tugas sebagai Menteri Keuangan.
Namun, ia kena reshuffle pada Juli 2016 dan dipindah menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN).
Saat menjabat sebagai Menteri PPN, ia menggawangi rencana pemindahan ibu kota bahkan disebut sebagai satu tokoh kunci dalam pemindahan ibu kota.
Di periode kedua, Jokowi masih mempertahankan Bambang dan menggesernya ke pos Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Namun, setelah Kementerian Riset dan Teknologi kini dilebur dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ia memilih mundur dari Kabinet Jokowi.
Setelah tak lagi berada di kabinet, Bambang Brodjonegoro memilih balik ke dunia pendidikan. Ia mengajar sebagai guru besar di Universitas Indonesia.
Namun, Menteri BUMN Erick Thohir memilih Bambang untuk menduduki posisi sebagai Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 7 September 2021, Bambang memiliki harta kekayaan senilai Rp 36.732.346.209.
Hartanya disumbang paling banyak dari kepemilikan empat tanah di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Melbourne, Australia.
Totalnya Rp 29.695.506.738.
Bambang memiliki tiga unit mobil dengan nilai Rp 893 juta.
Aset lain yang ia miliki adalah harta bergerak lainnya Rp 212.465.000, surat berharga Rp 1.388.113.968, serta kas dan setara kas Rp 5.391.049.527.
Namun, Bambang memiliki utang senilai Rp 847.789.024 yang mengurangi jumlah harta kekayaannya.
2. Basuki Tjahaja Purnama
Saat ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur dan Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang maju sebagai Presiden.
Pada 2017, Ahok kembali maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
Sayangnya, mereka kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dalam LHKPN terbarunya, yaitu pada 24 Maret 2021, Ahok memiliki harta senilai Rp 59.323.839.726.
Rinciannya, suami Puput Nastiti Devi itu memiliki 33 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 48.771.889.000.
Ke-33 tanah itu berada di Belitung Timur, Jakarta Utara, Bekasi, dan Depok.
Ahok juga memiliki lima unit kendaraan senilai Rp 5,1 miliar.
Aset lain yang dimiliki Ahok adalah harta bergerak lainnya Rp 2.937.411.947; surat berharga Rp 10.720.261.122; kas dan setara kas Rp 1.322.742.218; serta harta lainnya Rp 1.261.306.188.
Selain itu, Ahok masih memiliki utang sebesar Rp 10.789.770.749.
3. Tumiyana
Tumiyana menjadi orang ketiga yang disebut Jokowi sebagai calon pemimpin ibu kota baru.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah memiliki rekam jejak yang panjang di sejumlah perusahaan BUMN.
Jabatan terakhir Tumiyana adalah Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika sebelum digantikan oleh Agung Budi Waskito pada Juni 2020.
Dalam LHPKN yang dilaporkan pada 29 April 2020, Tumiyana memiliki harta senilai Rp 90.217.320.445.
Dibanding tiga kandidat lainnya, Tumiyana adalah calon pemimpin ibu kota baru yang paling kaya.
Kekayaannya banyak disumbang oleh kepemilikan 61 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 38.185.300.000.
Sebagian besar tanah milik Tumiyana berada Bogor, sisanya di Jakarta Timur, Sleman, Bekasi, dan Klaten.
Aset lain yang dipunyai Tumiyana adalah tiga mobil senilai Rp 720 juta dan harta bergerak lainnya Rp 380 juta.
Selain itu, ia masih memiliki aset berupa surat berharga senilai Rp 38.064.150.000 serta kas dan setara kas senilai Rp 23.291.823.633 yang semakin menambah pundi-pundi kekayaannya.
Sayangnya, Tumiyana memiliki utang senilai Rp 10.423.953.188 yang mengurangi jumlah harta kekayaannya.
4. Abdullah Azwar Anas
Abdullah Azwar Anas adalah mantan Bupati Banyuwangi selama dua periode, dari tahun 2010 sampai 2020.
Di tangan Anas, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu kini semakin maju dan cantik.
Bahkan dunia pariwisata di Banyuwangi semakin bergeliat dan terkenal hingga internasional.
Terbaru, Abdullah Azwar Anas baru saja dilantik sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) pada Kamis (13/1/2022).
Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 31 Maret 2021, Anas memiliki harta kekayaan senilai Rp 15.734.237.815.
Aset kekayaan Azwar Anas paling banyak disumbang oleh kepemilikan surat berharga senilai Rp 6.053.557.657.
Selain itu, Anas juga memiliki 11 bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 4.740.000.000.
Tanah dan bangunan yang dipunyai Anas sebagian besar berada di Banyuwangi, walau ada yang di Bekasi dan Jakarta Timur.
Aset lain yang dipunyai Anas adalah kas dan setara kas senilai Rp 3.834.330.158, harta bergerak lainnya Rp 146.350.000, dan harta lainnya Rp 680 juta.
Anas hanya memiliki dua mobil yaitu Nissan Xtrail (2008) dan Toyota Alphard (2010) dengan nilai Rp 280 juta.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)