TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Dalam pemaparannya, BSSN menjelaskan soal isu data pasien Covid-19 yang bocor hingga diperdagangkan di situs-situs gelap.
"Kami laporkan kemarin datanya Kementerian Kesehatan itu bocor atau kita lihat diperjualbelikan di dark web. Jadi memang banyak pertanyaan itu PeduliLindungi atau tidak? Jadi yang bocor itu bukan PeduliLindungi," ujar Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam rapat dengan Komisi I DPR, Kamis (20/1/2022).
Namun, Hinsa tak menjelaskan lebih detail soal sumber kebocoran data tersebut.
Dia mengatakan bahwa Kemenkes punya sistem penyimpan data pasien yang belum masuk ke BSSN
"Jadi kemarin itu, itu belum masuk ke BSSN. Jadi karena kita fokus untuk amankan PeduliLindungi," tandas Hinsa.
Baca juga: BSSN Terus Ciptakan Inovasi Untuk Permudah Layanan Elektronik
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menelusuri kebenaran informasi terkait diretasnya data pasien rumah sakit di Indonesia dan dijual di Raid Forums.
"Masih ditelusuri kebenara informasinyaa," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat, Kamis (6/1/2021).
Diketahui, peretas secara terbuka menjual informasi rekam medis enam juta pasien, yang terbagi dalam tiga folder.
Seperti hasil pemeriksaan radiologi, termasuk foto dan identitas pasien, serta hasil CT Scan, tes Covid-19, hingga hasil roentgen (X-Ray) lengkap dengan nama pasien, asal rumah sakit, dan waktu pengambilan gambar.
Lalu rekam medis dari hasil pemeriksaan jantung (pemeriksaan elektrokardiogram/EKG), dan ketiga adalah folder laboratorium.
Adapun rekam medis itu diklaim peretas berasal dari server terpusat Kementerian Kesehatan RI.
Secara keseluruhan, ukuran data Kemenkes yang diduga bocor dan dijual di Raid Forums itu mencapai 720 GB.