News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Jokowi: Tidak Boleh Lagi Ada Cerita Akses Kredit Sulit Bagi UMKM

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar semua pihak tetap waspada, namun tidak perlu bereaksi berlebihan terkait tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron.

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) butuh kemudahan akses keuangan.

Oleh karena ia tidak ingin lagi mendengar adanya akses kredit yang sulit bagi pelaku UMKM dan usaha informal.

"Tidak boleh lagi ada ada cerita misalnya akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor informal yang sulit, UMKM yang kesulitan akses permodalan, koperasi yang sulit mengakses permodalan," kata Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, (20/1/2022).

Akses pembiayaan atau permodalan bagi pelaku UMKM harus dipermudah agar dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda yang memulai usaha, dan juga UMKM untuk mengembangkan usaha atau memperbesar skala usahanya. 

Kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM menjadi penting lantaran 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia adalah pelaku UMKM.

Meskipun jumlahnya besar, menurutnya sampai saat ini porsi kredit di perbankan masih di Kisaran 20 persen.

Baca juga: Dukung Pertumbuhan UMKM, AP II Hadirkan Program Gerbang Indonesia

Pada 2024 porsi kredit tersebut ditargetkan bisa mencapai 30 persen.

"Untuk bisa sampai ke angka tersebut kita tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan-terobosan dari sekarang dan diikuti oleh aksi-aksi yang serius yang konsisten dan berkelanjutan," katanya.

UMKM menurut Presiden, bisa menjadi komponen penting untuk memulihkan perekonomian.

UMKM berperan mengatasi persoalan bottle neck supply chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi oleh para pemasok, akibat belum 100 persen pulihnya rantai pasok global. 

"Keberhasilan UMKM bertransformasi dimasa pandemi bisa menjadi modal awal yang penting untuk membawa mereka naik kelas ke tingkat ke level yang lebih tinggi dan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi yang sedang kita lakukan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini