TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- NAMA Ubedilah Badrun belakangan ramai diperbincangkan di media massa maupun di media sosial setelah melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan
Kaesang Pangarep, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tuduhannya terhadap dua putra Presiden Joko Widodo itu tidak main-main. Ia menduga kakak beradik itu terlibat kasus dugaan nepotisme dan tindak pidana pencucian uang.
Sontak laporan Ubedilah ke KPK itu kemudian menuai kontroversi. Ada yang bilang
argumentasi laporannya lemah.
Ia bahkan kemudian dilaporkan balik ke polisi oleh kelompok pendukung Presiden Jokowi yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman).
Baca juga: Laporkan Gibran-Kaesang, Ubedilah Dituding Hasto Terafiliasi Parpol: Saya Pernah Mendidik Kader PDIP
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menuding pria yang akrab disapa Ubed itu
terafiliasi partai politik tertentu.
Namun Ubed membantah tudingan itu.
”Saya ini ASN (Aparatur Sipil Negara, red), ya enggak boleh berpartai. Kalau berpartai saya sudah dipecat dari dulu," kata Ubed saat menyambangi kantor Tribunnews.com di Jakarta,
Jumat (21/1/2022).
Ubedilah Badrun kemudian menjawab mengenai tudingan dia sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca juga: Dituding Pansos Karena Laporkan 2 Putra Jokowi ke KPK, Ubedilah Badrun: Enggak Penting Banget
Menurut Ubedilah, tidak lantas jika dia menghadiri acara yang digelar partai maka otomatis dia menjadi anggota.
"Bagi saya aneh mereka membuat kesimpulan hanya sebatas permukaaan. Saya itu
diundang partai sebagai akademisi untuk memberikan keilmuan saya, ya saya
sampaikanlah materi tentang pelatihan," beber Ubedilah.
Ubedilah mengaku memang pernah diundang oleh PKS. Namun, tidak hanya partai tersebut yang mengundang dirinya.
Bahkan, lanjut Ubedilah, PDI Perjuangan lebih sering mengundang dia dibandingkan PKS.
Baca juga: 100 Advokat Pasang Badan jika Laporan Jokowi Mania Terhadap Ubedilah Diproses Polda Metro Jaya
"Pas mau pemilu saja mungkin karena fotonya ada ya. Itu tidak hanya PKS. Bahkan yang jauh lebih intensif yang dekat dengan saya justru PDIP. Saya pernah diundang PDIP, bahkan mendidik dalam arti tertentu kader PDIP yang sekolah S1 politik. Bahkan orang terdekatnya Bu Mega pernah sama saya," ungkap Ubedilah.
Selain dua partai tersebut, Ubedilah juga mengkau pernah diundang Partai Demokrat.
"Partai lain, Generasi Muda Golkar, Partai Demokrat, juga pernah mengundang saya. Itu
biasa saja. Masa gara-gara saya ngisi pelatihan PDIP saya disebut kader PDIP. Kan
enggak," kata dia. (tribun network/den/riz/dod)