News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Omicron Melonjak, Luhut Pastikan Belum Ada Rencana PPKM Darurat atau Lockdown

Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Senin (10/1/2022). Pemerintah belum berencana untuk melakukan pemberlakuan PPKM Darurat kembali atau melakukan Lockdown.

TRIBUNNEWS.COM - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron walaupun terjadi peningkatan kasus.

Pemerintah pun belum berencana untuk melakukan pemberlakuan PPKM Darurat kembali atau lockdown.

“Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta,” ujarnya, Senin (24/1/2022), dikutip dari laman Kemenko Marves.

Luhut melanjutkan, pemerintah meminta setiap Kepala Daerah dan Forkompimda setempat agar kembali taat kepada aturan Asesmen Level yang dikeluarkan pemerintah.

Hal tersebut untuk mencegah terjadinya dampak buruk dikemudian hari.

“Perlu saya tegaskan kembali bahwa pemerintah memastikan sistem kesehatan Indonesia hari ini sudah cukup siap dalam menghadapi Omicron ini."

"Namun, langkah-langkah bijak dari segenap masyarakat yang menaati protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah merupakan faktor utama dalam mencegah keparahan yang terjadi,” tegasnya.

Baca juga: Jerman Sumbang Lagi Alat Medis dan Lebih 9 Juta Dosis Vaksin Covid

Baca juga: Terjadi Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Pemerintah Ingatkan Masyarakat Tak Sepelekan Omicron

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Kenaikan Kasus Omicron di Jawa-Bali

Terkait perkembangan Covid-19, Luhut mengungkapkan, terdapat kenaikan kasus konfirmasi harian Omicron dalam tujuh hari terakhir di wilayah Jawa-Bali, khususnya aglomerasi Jabodetabek.

“Berdasarkan data yang kami himpun kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik."

"Kenaikan di Jawa-Bali kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek,” kata Luhut, seperti dilansir laman setkab.go.id.

Luhut menambahkan, sejak varian Omicron pertama kali terdeteksi di Indonesia, hingga saat ini belum terlihat kenaikan kasus yang cukup eksponensial.

Baca juga: Pemerintah Belum Berencana Menghentikan Sekolah Tatap Muka Meski Kasus Covid-19 Melonjak

Baca juga: Ketua Komnas KIPI Tegaskan Tak Ada Kejadian Serius pada Anak Usai Suntik Vaksin Covid-19

Kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhir masih berada pada tingkat yang rendah.

Sedangkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) pun masih relatif rendah jika dibandingkan dengan saat merebaknya varian Delta.

“Saat ini juga posisi bed occupancy rate (BOR) di Jawa Bali juga lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta."

"Sehingga, memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen,” sambungnya.

Baca juga: Covid-19 Makin Tinggi, Pakistan Batasi Hanya Yang Sudah Divaksinasi Lengkap Bisa Salat di Masjid

Baca juga: Dua Pasien Omicron Meninggal, Dokter Paru: Segerakan Vaksinasi Covid-19

Luhut mengingatkan, kasus Covid-19 diprediksi masih akan mengalami peningkatan akibat varian Omicron.

Hal ini mengacu pada proyeksi yang dibuat pemerintah berdasarkan trayektori Afrika Selatan.

“Dengan berbagai perkembangan tersebut kami mengimbau masyarakat juga untuk lebih waspada."

"Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi aktivitas di luar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan PeduliLindungi ketika beraktivitas di tempat umum,” pungkas Luhut.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Covid-19

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini