Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Baru-baru ini muncul varian baru Covid-19 yaitu XEC. Saat ini, varian tersebut telah menyebar ke beberapa negara.
Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, penyebaran varian ini sudah terjadi sejak bulan Agustus di tahun ini.
Penyebaran varian ini cenderung cepat dan berpotensi menjadi dominan di seluruh dunia.
Baca juga: Polisi di Lampung Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur, Pernah Lelang Jam Kesayangan untuk Bantuan Covid-19
"Jadi memang sejak agustus tahun ini di Jerman pertama kali ditemukan XEC. Ini varian baru Covid-19, cenderung menyebar lebih cepat, kecenderungan akan varian dominan di dunia," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (25/9/2024).
Dicky menjelaskan jika kemunculan dari varian XEC ini lahir dari satu orang yang terus-menerus terinfeksi lebih dua varian berbeda dari Covid-19.
Diketahui XEC ini rekombinasi dari varian XEC merupakan kombinasi dari subvarian Omicron KS.1.1 dan KP.3.3. KS.1.1.
Meski begitu, kasus XEC masih minoritas. Diketahui prevalensi tertinggi masih di Jerman dengan temuan kasus 13 persen.
Namun, Dicky menambahkan jika dalam 2-3 bulan ke depan, varian ini berpotensi menjadi lebih dominan.
"Spike proteinnya membuat si virus ini lebih bisa mudah menginfeksi dan juga membuat virus ini bisa masuk dan bereplikasi. Dan sejauh ini efek T22N mutasi ini belum banyak diketahui," jelasnya.
Sehingga kecenderungan bereplikasi dan menyebar ke manusia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varian lainnya.