Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JEPANG -- Masyarakat Jepang kembali diharuskan memakai masker lagi usai kasus Covid-19 varian KP.3 merebak di negeri sakura itu.
Melansir dari Kyodo, jumlah rata-rata kasus virus corona baru di rumah sakit meningkat selama 10 minggu berturut-turut dalam seminggu.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak Tajam, Pakar Beri Tiga Catatan Penting
Ketua Asosiasi Penyakit Menular Jepang dan profesor di Universitas Keio Naoki Hasegawa, menyatakan, penting untuk mencegah penularan dan penyebaran.
"Masyarakat harus memakai masker di tempat-tempat ramai dan menghindari aktivitas yang tidak penting ketika merasa tidak sehat," ujar Naoki.
Hingga 14 Juli, data kementerian kesehatan menunjukkan jumlah total pasien meningkat menjadi 55.072 atau1,39 kali lipat dari angka pada minggu sebelumnya.
Lebih Menular
Varian KP.3 Covid-19 yang berasal dari strain Omicron JN.1 mendominasi sejak musim semi ini.
Menurut temuan analitis oleh tim peneliti di Universitas Tokyo, dibandingkan dengan JN.1, KP.3 lebih menular dan mampu menghindari kekebalan yang diperoleh melalui infeksi dan vaksinasi.
Mengutip Tokyoweekender, Kepala unit gawat darurat di Pusat Medis Yuuai di kota Tomigusuku, Dokter Sunao Yamauchi Okinawa, mengatakan, jumlah pasien terus meningkat sejak akhir Pekan Emas di bulan Mei.
"Sejak bulan Juni, pihaknya telah melihat pasien menjadi sakit parah," kata dokter Sunao.
Profesor utama di Departemen Penyakit Menular di Universitas Kesehatan dan Kesejahteraan Internasional Tetsuya Matsumoto menuturkan, saat ini Jepang sedang memasuki gelombang ke-11 infeksi Covid-19.
“Jumlah orang yang terinfeksi kemungkinan akan meningkat dalam sebulan ke depan. Saat cuaca semakin panas, orang-orang lebih sering melepas maskernya. Tindakan-tindakan menjadi lebih longgar dan masyarakat menjadi kurang waspada. Semakin banyak orang yang tidak melakukan tes,” katanya kepada TV Asahi.
Menurut Matsumoto, strain KP.3 lebih menular dibandingkan strain sebelumnya, meski gejalanya tetap sama.
Juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Rosa Norman mendeskripsikan varian KP.3 sebagai sub-garis keturunan dari garis keturunan JN.1, yang berasal dari varian Omicron.
Dia menambahkan, KP.3 berevolusi dari JN.1, yang merupakan garis keturunan virus utama yang beredar sejak Desember 2023. Ini sangat mirip dengan JN.1 dan hanya memiliki dua perubahan lonjakan dibandingkan JN.1.
Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, batuk, kesulitan bernapas, nyeri otot, kelelahan, dan kabut otak.
Beberapa gejala tersebut dapat diamati pada pasien heatstroke sehingga sulit membedakan keduanya.