Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) beraudiensi dengan Korps Pembinaan Masyarakat Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korbinmas Baharkam Polri), Selasa (25/1/2022).
Hal ini berkaitan dengan sosialisasi Perpol Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pemolisian Masyarakat.
Dalam Undang-undang ini, peran organisasi kemasyarakatan (Ormas) pada tingkat akar rumput dibutuhkan untuk deteksi ancaman dini radikalisme.
“Saat ini masalah kebangsaan terkait radikalisasi kian marak. Perlu adanya sebuah kerjasama, wadah, momen dan kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan kebangsaan terkait radikalisme,” ujar Dirbintibmas Korbinmas Baharkam Polri Brigjen Pol Agus Pranoto mewakili Korbinmas Baharkam Polri dalam keterangannya.
Menurutnya, masalah intoleransi dan radikalisme menjadi masalah yang kompleks.
Sehingga, Forum Kemitraan Polri dan Masyarakat atau (FKPM) dan wawasan kebangsaan menurutnya memang penting untuk diterapkan di lingkungan masyarakat.
Baca juga: Polisi Ringkus 10 Orang Pengeroyok Anggota Baharkam Polri di Tanjung Priok
Menurut Agus, Korbinmas Baharkam Polri berharap audiensi dan kunjungan ini dapat ditindaklanjuti bersama oleh kedua pihak.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso menganggap kebangsaan menjadi urusan penting terlebih Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan agama.
DPP LDII akan menyelenggarakan seminar kebangsaan terkait sosialisasi Perpol No.1 Tahun 2021 dan pembentukan FKPM yang diselenggarakan pada 20 Februari 2022 terkait edukasi wawasan kebangsaan.
“Indonesia diibaratkan sebuah kapal, apabila kapalnya goncang maka kita sebagai penghuni kapalnya pasti akan merasa mabuk,” tambah Chriswanto.
Baca juga: Kombes Gatot Repli Handoko Ditunjuk Jadi Kabag Penum Divisi Humas Polri
Chris mengatakan DPP LDII menyadari bahwa adanya kerjasama dalam membangun kebangsaan perlu dilakukan untuk menghilangkan intoleransi dan mencegah terorisme.
Muatannya adalah membangun kebangsaan yang kuat di Indonesia, sehingga umat islam dalam melaksanakan ibadah bisa menjadi lebih baik lebih lancar lebih damai.
“Harapannya kerja sama ini dapat menimbulkan kondisi yang lebih stabil dan tidak menimbulkan beban tambahan kepada masyarakat terkait keamanan di sekitarnya,” kata Chriswanto.