TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Salah satunya adalah meningkatkan peran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik untuk melanjutkan sekolah maupun berwirausaha untuk masa depan pembangunan.
Terkait pengembangan pendidikan vokasi, hal penting yang harus dilakukan adalah pembelajaran dari pelaku industri, praktisi industri untuk difasilitasi termasuk dengan memperbesar bobot SKS dalam belajar dari praktisi industri.
Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), yakin dengan pendidikan vokasi akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan peran pendidikan vokasi sangat penting.
"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian. Karena bagaimanapun, masa depan pertanian ada di generasi milenial," katanya, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Indonesia Tawarkan Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Komunitas dalam Presidensi G20
Sementara disisi lain Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan regenerasi petani sudah wajib dilakukan.
"Saat ini, petani kita didominasi oleh petani usia tua. Jika tidak dilakukan regenerasi, dalam 5 sampai 10 tahun mendatang bisa kekurangan petani," katanya.
"Dan dengan dukungan pendidikan vokasi, bisa mendapatkan petani milenial berkualitas. Kami gerakkan petani milenial melalui balai pelatihan pertanian serta politeknik pembangunan pertanian dan SMKPP baik yang berada dibawah naungan Kementan maupun binaan Kementan. Kami ciptakan job seeker dan job creator yang siap memompa kreativitas dan produktivitas,” tambah Dedi.
Untuk mewujudkan persamaan persepsi serta pemahaman terhadap dinamika pendidikan pertanian, dilakukan Koordinasi Teknis Pendidikan Menengah Pertanian Tahun 2022 untuk wilayah tengah dan timur secara virtual pada, 10-12 Februari 2022 lalu.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Kemendikbud memaparkan tantangan SMK dalam menjawab kebutuhan DUDI yakni kesempatan peningkatan kompetensi tenaga pendidik sesuai kebutuhan DU/DI masih sedikit.
Baca juga: SMKPP Komitmen Cetak Petani Muda Terampil dan Kompeten
Sinergi antar pemangku kepentingan termasuk dari dunia kerja masih kurang parstisipasinya (MoU bukan sebatas perjanjian saja), belum semua SMK mengembangkan kurikulum bersama DU/DI, belum semua SMK memiliki fasiltas yang standar serta manajemen sekolah masih cenderung terbebani oleh hal hal adminisitratif.
Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menjelaskan arah kebijakan Pendidikan vokasi yakni untuk menghasilkan generasi muda bidang pertanian melalui Pendidikan Vokasi Pertanian, pengembangan teknologi terapan spesifik lokasi yang menjadi ciri khas dan kekuatan Pendidikan Vokasi Pertanian.
"Lulusan pendidikan vokasi pertanian memiliki profil keahlian pertanian, jiwa kewirausahaan, berkarakter dan berdaya saing," katanya.
Kementan juga berupaya melakukan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM Pertanian melalui tugas belajar S2 dan S3 sesuai dengan kebutuhan Lembaga, pengembangan kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha/Dunia Industri dan stakeholder lainnya serta Peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis Korporasi dan Food Estate.
"Diharapkan ke depannya program kegiatan di Pusat dan Daerah ke depannya dapat lebih terarah, terencana, dan terpadu sesuai kebijakan program pendidikan pertanian terkini," pesan Kapusdik kepada 51 Kepala SMKPP wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Petani Milenial, SMKPP Gandeng Industri
Bersamaan dengan sesi pertemuan tersebut,dilaksanakan pula penyelesaian dokumen hibah dari SMKPP penerima bantuan bahan praktik Siswa SMKPP, hingga pengumpulan berkas pengajuan bantuan alat praktik siswa SMKPP untuk tahun 2022.