TRIBUNNEWS.COM- Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat akan menggelar sidang putusan Herry Wirawan, terdakwa pemerkosa 13 santriwati pada Selasa (15/2) di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jawa Barat.
Pakar hukum pidana, Asep Iwan Iriawan menyatakan harapannya kepada majelis hakim untuk memberikan putusan yang maksimal.
"Karena menurut saya hal ini sangat menistakan, tidak menistakan terhadap agama dan negara tetapi lebih ke keyakinan agama tertentu yang dirusak, jadi kalau hukumannya ringan ya keterlaluan," tutur Asep dikutip dari KompasTV, Selasa (15/2/2022)
Dalam kasus Herry Wirawan ini, menurutnya perilaku yang sudah tidak bisa ditolerir.
Pasalnya dia melakukan tindakan keji dengan membawa label agamanya.
Tak hanya itu, perbuatan keji tersebut dilakukan selama bertahun-tahun pada muridnya yang dibawah umur.
Asep juga mempertimbangkan psikologis korban yang dirusak masa depannya.
Ia menjelasakan secara yuridis hukumannya juga dianut, baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun dalam Undang-undang (UU) perlindungan anak.
Jadi menurutnya dengan mempertimbangakan faktor filosofis, yuridis dan sosiologis, sudah sepantasnya hukuman mati dan kebiri layak untuk terdakwa Herry Wirawan.
Baca juga: Herry Wirawan Jalani Sidang Vonis Hari Ini, Keluarga Korban Minta Hukuman Mati Dikabulkan
Diwartakan TribunJabar.id, sebelumnya, keluarga korban juga berharap tuntutan hukuman mati dikabulkan oleh majelis hakim.
Satu diantara keluarga korban di Garut, AN (34), mengatakan, meskipun hukuman mati tidak bisa mengobati luka yang dalam akibat berbuat bejat pelaku, setidaknya itulah yang diharapkan pihak keluarga.
"Rasa sakit kami tidak akan terobati, tapi setidaknya hukuman mati bagi pelaku bisa dikabulkan," ujar AN saat dihubungi Tribunjabar.id, Senin (14/2/2022).
Tindakannya yang telah merampas masa depan korban, menurutnya, tidak pantas dihukum ringan.
Hukuman berat terhadap pelaku juga akan menjadi pelajaran bagi setiap orang agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.