Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dalam pemulihan pembelajaran di jenjang SMP.
Menurut Zulfikri sistem Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan dalam berpikir bagi para guru dan peserta didik.
"Kurikulum Merdeka ini fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya," ujar Zulfikri dalam Webinar Nasional Guru Pendidikan Dasar SMP Shidqia Islamic School, Rabu (2/3/2022).
Dalam program ini, guru didorong mengubah sistem pembelajarannya.
Sehingga, suasana belajar menjadi nyaman dan menyenangkan.
Baca juga: Kemendikbudristek Harap Lebih Banyak Keterlibatan Publik pada Perancangan RUU SisdiknasĀ
Merdeka Belajar juga membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan survei karakter.
Menurutnya, era digitalisasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Dirinya menilai harus ada dukungan keterampilan dan kecakapan digital dari para guru dan tenaga kependidikan.
"Ini disebut sebuah keniscayaan mengingat metode belajar selama pandemi Covid-19 banyak dilakukan secara daring dari rumah," kata Zulfikri.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan potensi guru dan juga seluruh sivitas sekolah dalam menyongsong kurikulum merdeka belajar di era digital.
Baca juga: Kemendikbudristek: Pemerintah Dorong Mobilitas Mahasiswa Indonesia ke Kampus Terbaik di Dunia
SMP Shidqia Islamic School, merupakan sekolah yang bertempat di Bekasi juga dikelola langsung Ustaz Subki Al Bughury, dengan keunggulan mengasah softskills public speaking, kepemimpinan, dan juga Tahfidz Quran.
Shidqia kini juga membuat strategi dalam meningkatkan kualitas sekolah, hal ini penting dalam mendobrak inovasi dalam sistem pembelajaran ditengah pandemi.
Dari mulai mempersiapkan berbagai fasilitas sampai kesiapan tenaga pendidik dalam mendukung sistem pembelajaran yang salah satunya pembekalan materi dan motivasi.
Dengan konsep SMART, Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound.
Metode yang menjadi acuan dalam menjalani kurikulum dan program-program lain.