News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kritisi Daftar Ciri Penceramah Radikal, Muhammadiyah Nilai BNPT Timbulkan Kontroversi Baru

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti mengkritik daftar ciri penceramah radikal yang telah dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Menurut Abdul Muti, langkah BNPT tersebut dapat menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat.

"Saya enggak tahu maksud dan tujuan BNPT menyampaikan ustaz yang radikal itu. Itu menimbulkan kontroversi baru dan kegaduhan yang tak perlu," ujar Abdul Muti di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/3/2022).

Abdul Muti mengatakan situasi tersebut sama dengan pernyataan BNPT terdahulu mengenai pesantren yang terindikasi radikal.

Saat itu, ternyata data yang dipaparkan tersebut adalah data lama.

Baca juga: Deradikalisasi, BNPT Bangun Rusun Bagi Santri di Ponpes Utsman Bin Affan Dompu

"Seperti mereka sampaikan pesantren terindikasi radikal dan sebagainya. Ternyata data itu data lama tak lagi valid," ucap Abdul.

Sebelumnya, Dikretur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid menyatakan soal penceramah radikal yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebagai peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional. 

Pernyataan Presiden pada Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI, Jakarta, Selasa, (1/3/2022) harus ditanggapi serius oleh seluruh kementerian, lembaga pemerintah dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme.

 
“Sejak awal kami (BNPT) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme.  Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama”, tegas Nurwakhid saat dihubungi Sabtu (5/3/2022).
 
Nurwakhid mengurai lima indikator yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah.
 
Pertama, mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro idieologi khilafah transnasional.

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama. 

Baca juga: KSAD Ingatkan Pangdam hingga Danrem: Jangan Undang Penceramah yang Sudah Terpapar Radikalisme

Ketiga, menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks. 

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).

Kelima, biasanya memiliki pandangan anti budaya ataupun anti kearifaan lokal keagamaan.
 
“Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan dan keragaman”, tuturnya.
 
Nurwakhid juga menegaskan strategi kelompok radikalisme memang bertujuan untuk menghancurkan Indonesia melalui berbagai strategi yang menanamkan doktrin dan narasi ke tengah masyarakat.
 
“Ada tiga strategi yang dilakukan oleh kelompok radikalisme. Pertama, mengaburkan, menghilang bahkan menyesatkan sejarah bangsa. Kedua, menghancurkan budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Ketiga, mengadu domba di antara anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan Isu SARA”, urai Nurwakhid.
 
Strategi ini dilakukan dengan mempolitisasi agama yang digunakan untuk membenturkan agama dengan nasionalisme dan agama dengan kebudayaan luhur bangsa. 

Proses penanamanya dilakukan secara massif di berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk melalui penceramah radikal tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini