News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Solar Bersubsidi

Pertamina Sebut Konsumsi Solar Subsidi Tahun Ini Akan Melebihi Kuota, DPR Minta Pemerintah Bertindak

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RDP Komisi VI DPR RI dengan Dirut Pertamina Nicke Widyawati

TRIBUNNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) mengatakan konsumsi solar subsidi pada tahun ini akan melebihi kuota yang sudah ditetapkan pemerintah. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2022).

Nicke melihat perekonomian di Indonesia mulai pulih, sehingga ia memprediksi konsumsi solar subsidi bisa meningkat yakni mencapai 16 juta kiloliter (KL).

Dimana melebihi kuota yang ditargetkan tahun ini sebanyak 14,09 juta KL.

"Jadi kalau lihat targetnya 14,9 juta KL, tapi kami prediksi naik ke 16 juta KL. Sampai akhir tahun ada kenaikan 14 persen kuotanya tapi supply turun lima persen," ungkap Nicke.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memberikan sambutan pada acara Media Briefing Pertamina - Dubai Expo “Indonesias’s Pertamina Sets Initiatives for Accelerating Energy Transition to Become a Global Energy Champion” yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (18/3/2022). (Doc. PT Pertamina (Persero))

Baca juga: Penyebab Kelangkaan Solar Subsidi di Jawa dan Luar Jawa Menurut Pertamina

Baca juga: Jeritan Pengusaha Truk Akibat Solar Subsidi Langka, Nelayan Sampai Rela Menginap di SPBU

Nicke menyayangkan tingginya permintaan pada tahun ini tidak dibarengi dengan peningkatan di sisi pasokan. 

Hal itu juga menurutnya menjadi faktor langkanya solar saat ini. 

Kuota solar subsidi tahun ini menurun lima persen ketimbang kuota di tahun 2021.

"Gap ini lah yang menyebabkan terjadinya masalah di suplai," katanya.

Menurutnya, konsumsi solar subsidi hingga per Februari 2022 pun sudah melebihi kuota hingga 10 persen.

Realisasi penyaluran solar subsidi per Februari 2022 mencapai 2,49 juta KL dari yang seharusnya 2,27 juta KL.

Selain itu, kata Nicke, terdapat perbedaan harga yang terpaut jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi yakni sekitar Rp 7.800 per liter

Menurutnya, dibutuhkan petunjuk teknis dari pemerintah melalui regulasi level Keputusan Menteri untuk menghindari penyelewengan solar bersubsidi. 

Hal ini guna memastikan bahwa penyaluran solar subsidi bisa tepat sasaran.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini