TRIBUNNEWS.COM, PURWOREJO - Presiden Jokowi mengunjungi beberapa pasar dalam kunjungannya di Jawa Tengah untuk mengecek harga dan ketersediaan bahan pokok jelang Ramadan.
Beberapa pasar yang dikunjung Kepala Negara di antaranya Pasar Baledono di Purworejo, dan Pasar Rakyat Desa Tempurejo di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Di Pasar Baledono Jokowi sempat membeli cabai, tempe, ikan teri, dan bawang.
Jokowi mendapatkan 1 kg cabai dengan harga Rp 40 ribu.
”Ini berapa harga cabai?” tanya Jokowi, Rabu (30/3).
"Rp 40.000 (1 kg),” jawab pedagang cabai.
“Ya saya beli 1 kg,” kata Jokowi.
Baca juga: Jelang Idulfitri, Minyak Goreng Curah dan Daging Sapi Diprediksi Alami Kenaikan Harga Paling Tinggi
Baca juga: Polemik Anggaran Baju Dinas DPRD DKI Capai Rp 1,7 Miliar, Wagub hingga Anggota Dewan Bersuara
Dengan cekatan pedagang tersebut langsung menimbang cabai merah miliknya lalu dibungkus plastik putih polos.
Setelah menerima cabai, Jokowi memberikan empat lembar uang lima puluh ribuan kepada pedagang itu.
“Alhamdulillah, terima kasih Pak Jokowi,” kata pedagang.
Setelah membeli cabai Jokowi melanjutkan dengan mengunjungi pedagang ikan asin di pasar itu.
Jokowi kemudian membeli ikan asin 1 kilogram dan dibayar dengan Rp 300.000.
Siti Rofiah, penjual ikan asin yang dibeli Jokowi tersebut mengaku senang dan tidak menyangka dagangannya akan dibeli oleh presiden.
Ia mengaku sudah berjualan di Pasar Baledono sejak tahun 1980.
”Beli teri jengki, beli satu kilo dibayar Rp 300.000, rasanya enggak nyangka-nyangka bisa ketemu bapak kepala Indonesia (presiden)," ucapnya polos.
Baca juga: Saat Presiden Jokowi Lihat Minimnya Stok Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional
Baca juga: TB Hasanuddin: Stop Bicara Penundaan Pemilu, Hanya Buang Energi Saja
Sementara dalam kunjungannya di Pasar Magelang Jokowi disambut antusias oleh para pedagang.
Jokowi pun berkesempatan membagikan amplop kepada para tukang sayur.
"Ini ya Bu," kata Jokowi memberikan amplop kepada para tukang sayur.
"Terima kasih, Pak," ujar para tukang sayur.
Jokowi mengatakan kunjungannya ke pasar ini dilakukan untuk mengecek sejumlah kebutuhan pokok termasuk minyak goreng.
"Kita ingin mengecek terutama menjelang Ramadan, yang kedua juga mengecek yang berkaitan dengan minyak goreng. Saya kira untuk stok cukup," kata Jokowi.
Baca juga: Catat, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik Jelang Ramadan, Warga Diminta Tak Panic Buying
Baca juga: Mohamad Taufik Bantah Hengkang dari Gerindra ke Nasdem, Tegaskan Masih Jadi Pimpinan DPRD DKI
Jokowi menjamin stok minyak goreng cukup selama bulan Ramadan.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa harga minyak curah yang dijual di pasar memang masih belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 14.000.
"Utamanya untuk minyak kemasan memang rata-rata harganya Rp 24 ribu. Minyak curah ada tapi stoknya tidak banyak, saya lihat di situ sisanya tinggal kira-kira dua liter, harganya Rp 15.500. Masih belum capai yang kita inginkan di Rp 14 ribu," terang Jokowi. Sementara harga pangan lainnya di pasaran diungkap Jokowi masih terbilang stabil. “Harga-harga yang lain saya lihat masih pada posisi yang baik,” papar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan sidak ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan.
Terlebih memang, kebutuhan pangan masyarakat pada Ramadan akan mengalami peningkatan.
Jokowi ingin agar harga minyak goreng tak melambung tinggi saat bulan Ramadan nanti.
"Tetapi yang paling penting memang jangan sampai harga naik terlalu tinggi, biasanya kalau menjelang Lebaran seperti itu kebiasaannya," ujarnya.
Pemerintah sebelumnya telah mencabut subsidi minyak goreng dalam kemasan sejak dua pekan lalu.
Pemerintah memutuskan hanya menyubsidi minyak goreng curah.
Subsidi diberikan dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) dari yang sebelumnya hanya untuk minyak goreng kemasan.
"Pemerintah memutuskan akan menyubsidi harga minyak kelapa sawit curah itu sebesar Rp 14.000 per liter," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat terbatas dengan Jokowi, Selasa, 15 Maret 2022.
Kebijakan tersebut diambil pemerintah setelah memperhatikan situasi penyaluran dan keadaan distribusi minyak goreng saat ini. Selain itu, harga komoditas di pasar global yang terus naik.
"Termasuk minyak nabati dan di dalamnya juga termasuk, minyak kelapa sawit," ucapnya.(tribun network/fik/dod)