TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan pemungutan suara secara elektronik (E-voting) dinilai relevan untuk diterapkan di pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Sekretaris Jenderal DPP Persatuan Aktivis dan Warga (Pandawa), Faisal Anwar, mengatakan E-voting merupakan salah satu pilihan agar Pemilu berjalan lebih efektif.
"Ini menjadi penting bahwa jika kita melakukan refleksi pada Pemilu 2019 lalu, ada 894 petugas Pemilu yang meninggal karena kelelahan," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara diskusi antara Pandawa Nusantara dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jenderal (Purn) Wiranto yang digelar secara daring, pada Kamis (31/3/2022).
Selama ini, kata Faisal, beban petugas Pemilu terlalu berat.
Di mana, tahapan pemungutan suara dilakukan secara manual.
"Mulai pendistribusian hingga perhitungan lima surat suara," kata Faisal.
Selain mengurangi beban kerja petugas Pemilu, Faisal menilai, penerapan E-voting, akan turut menjaga kelestarian alam karena tidak ada pohon yang dibuat menjadi kertas suara.
Baca juga: KPU Gelar Uji Coba Sistem Informasi Rekapitulasi untuk Pemilu 2024
Hal ini selaras dengan semangat go green yang gencar dikampanyekan pemerintah.
"E-voting akan mengurangi kertas yang dipakai. Sehingga kelestarian alam juga turut terjaga," ucapnya.
Diakuinya, akan ada sejumlah kendala dalam pelaksanaan e-voting dalam Pemilu.
Salah satunya yakni belum meratanya akses internet di sejumlah wilayah Indonesia.
"Harapan saya pemerintah mempunyai corcern soal e-voting. Saya melihat masyarakat sudah biasa menggunakan teknologi informasi," katanya.
Sementara itu, Ketua Wantimpres Jenderal (Purn) Wiranto, memandang positif rencana penerapan E-voting.