News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Masih Kaji Kemungkinan Harga BBM Petralite dan LPG 3 Kg Naik

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan Pers Virtual mengenai evaluasi PPKM pada Senin (4/4/2022) kemarin.

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pemerintah Sedang mengkaji kemungkinan naiknya harga Bahan Bakar Minyak jenis Petralite dan juga gas LPG 3 Kg.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (5/4/2022).

"Saat sekarang kita masih mengkaji, nanti kita, setelah kita kaji tentu akan kita umumkan tapi saat sekarang belum," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan situasi geopolitik di Rusia dan Ukraina turut berpengaruh terhadap Indonesia dalam bentuk kenaikan harga sejumlah komoditas, utamanya pangan dan energi, serta kenaikan inflasi.

"Kita ketahui berbagai komoditas apakah itu gas alam naik, batubara pun di harga 258, brent (minyak berjangka Brent) juga sudah di atas seratus," kata Airlangga.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa BBM jenis Petralite akan naik.

Hal itu diungkapkan Luhut di Depo LRT Jabodetabek, Bekasi Timur, Jumat lalu.

Baca juga: Tak Ada Pengurangan, Pertamina Pasok Pertalite ke SPBU Sesuai Kebutuhan

"Overall yang akan terjadi nanti, Pertamax, Pertalite (akan naik). Premium belum. Ya, semua akan naik," katanya.

Luhut mengatakan kenaikan BBM tersebut tidak dapat dihindari, termasuk kenaikan gas LPG 3 Kg. Apalagi gas LPG belum pernah naik sejak 2007 silam. 

Kenaikan BBM dan gas tersebut diakibatkan kondisi geopolitik di Eropa antara Rusia dan Ukraina.

Meskipun demikian kata Luhut, kenaikan harga akan dilakukan secara bertahap.

"Mengenai gas 3 kg itu kita bertahap. Jadi satu April, nanti Juli, nanti September. Itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini