TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyerahkan satu buah excavator kepada pembudidaya udang vaname di Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan.
Bantuan excavator kepada kelompok pembudidaya udang vaname di Kabupaten OKI diharapkan dapat menambah gairah para pembudidaya untuk mengembangkan produksi, sehingga produktivitas budidaya udang vaname di Kabupaten OKI semakin meningkat.
Sementara, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangannya menjelaskan pencetakan tambak baru dan rehabilitasi jaringan irigasi memang memerlukan biaya yang cukup besar, namun alokasi anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk mencetak tambak baru, dan pemeliharaan prasarana jumlahnya masih terbatas, sehingga menyebabkan pembangunan dan pengembangan usaha budidaya belum seperti yang diharapkan.
Menyikapi hal tersebut, KKP sangat jeli melihat kebutuhan mendasar yang dialami para pembudidaya. Guna mempercepat pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi tambak/kolam, serta pemeliharaan jaringan irigasinya, KKP melalui DJPB memberikan excavator kepada pembudidaya udang vaname di Kabupaten OKI.
“Penyediaan excavator ini diharapkan dapat mendorong kegiatan pengembangan sentra produksi perikanan budidaya terutama kawasan yang memiliki potensi unggulan di kawasan budidaya air payau dengan komoditas udang dan bandeng. Diharapkan dengan tersedianya excavator kegiatan pembangunan prasarana untuk perikanan budidaya dapat menjadi lebih mudah,” tukas Tebe –sapaan akrab Dirjen Perikanan Budidaya.
Tebe menjelaskan, untuk satu unit excavator standar dalam satu tahun dapat merehabilitasi tambak seluas 16,58 hektare, mencetak tambak baru seluas 5,53 hektare atau merehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 27,6 kilometer, sehingga keberadaan excavator bagi para pembudidaya, diharapkan dapat segera merehabilitasi kawasan tambak yang perlu penanganan cepat.
Sementara itu, salah satu pembudidaya udang vaname yang tergabung dalam Pokdakan Koperasi Plasma Pratama Mandiri, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Hairu Badarudin mengaku senang dengan bantuan excavator yang telah diterimanya.
Menurutnya, bantuan excavator yang diterimanya merupakan bentuk perhatian pemerintah khususnya KKP melalui DJPB kepada para pembudidaya agar bisa terus eksis membudidayakan udang vaname di Sumatera Selatan.
Hairu mengatakan kebutuhan excavator di Kabupaten OKI sangat penting, pasalnya saat ini para pembudidaya memiliki program pengerukan saluran main inlet yang merupakan sumber utama air untuk budidaya udang vaname.
“Saat ini saluran main inlet sudah mengalami sedimentasi yang cukup tebal, sehingga terdapat kandungan anaerop pada lumpur yang berpotensi menimbulkan penyakit pada udang,” kata Hairu.
Menurutnya, produktivitas budidaya udang vaname di Kabupaten OKI tahun 2018 sampai tahun 2020 mencapai 30 ton/hari, namun menurutnya dari tahun 2021-2022 mulai menurun kisaran 15-20 ton/hari karena adanya pendangkalan atau sedimentasi di sumber air.
Rencananya akan dilakukan pengerukan saluran main inlet di Kabupaten OKI. “Ini merupakan langkah awal kami untuk menuju kesuksesan dalam membudidaya udang vaname di Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten OKI. Dengan bantuan excavator dari KKP dapat mengembalikan produktivitas udang vaname, atau bahkan bisa melebihi hasil produksi sebelumnya,” harap Hairu.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menekankan agar peningkatan produktivitas perikanan budidaya harus tetap memperhatikan aspek berkelanjutan sesuai dengan prinsip ekonomi biru (blue economy).