News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Didemonstrasi

Sebelum Babak Belur Dihajar Massa, Ade Armando Jelaskan Tujuannya Datangi Unjuk Rasa di DPR

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akademisi Universitas Indonesia sekaligus pegiat media sosial, Ade Armando, terlihat hadir di area depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat Media Sosial Ade Armando menjadi korban luka-luka dalam kericuhan pengunjuk rasa  di Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022).

Dia terlihat dikeroyok orang yang hadir dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Ade Armando tiba sekitar pukul 12.30 WIB.

Ade tampak menggunakan kaos berwarna hitam.

Dosen Fisip Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan bahwa dirinya datang ke lokasi aksi unjuk rasa untuk mendukung demo mahasiswa pada hari ini.

"Saya tidak ikut demo, saya mantau. Dan ingin menyatakan saya mendukung (demo mahasiswa)," kata Ade di Jakarta pada Senin (11/4/2022).

Baca juga: Ini Sosok Perwira Polisi yang Berhasil Selamatkan Ade Armando dari Amukan Massa

Ade Armando tampak dibawa anggota kepolisian usai menjadi korban pemukulan sejumlah orang tak dikenal di depan gedung DPR RI, Senin (11/42022). (Sumber: Baitur Rohman/Kompas.tv) ()

Baca juga: Ade Armando Babak Belur dalam Kericuhan Aksi di Gedung DPR RI, Celananya Hilang

Lebih lanjut, Ade mengungkapkan alasannya mendukung demo mahasiswa kali ini.

Ade mendukung ihwal gugatan mahasiswa tersebut agar tidak ada perpanjangan masa jabatan presiden.

"Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju," ujar Ade.

Ade menambahkan amendemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden tidak pantas dilakukan.

Terlebih, adanya demonstrasi mahasiswa pada hari ini seharusnya menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Ade Armando meyakini jika wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden terus digaungkan, bukan tak mungkin gelombang penolakan akan semakin besar.

"(Alasannya) enggak pantes. Artinya sekarang sudah ramai, padahal baru 2022. Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu," kata Ade.

Babak belur

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini