TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap keunggulan Mutiara Laut Selatan Indonesia yang perlu ditonjolkan dalam rangka untuk memperkuat citra dari produk sektor kelautan nasional tersebut.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti menyatakan bahwa Indonesian South Sea Pearl (ISSP) atau Mutiara Laut Selatan Indonesia memiliki sejumlah keunggulan.
"Salah satunya ukuran lebih besar antara 9-17 mm dengan range warna dari white, silver ke gold, sehingga sangat digemari di pasar luar negeri," ujar Artati.
Sebagai gambaran, ekspor mutiara Indonesia periode 2017 - 2021 mengalami fluktuasi, dari USD51,4 juta di tahun 2017, menurun menjadi USD44,4 juta pada tahun 2021 (BPS 2022, diolah Ditjen PDSPKP).
Baca juga: Penegakan Hukum Kelautan Harus Bertujuan untuk Kesejahteraan Rakyat
ISSP umumnya diperdagangkan dalam bentuk loose (butiran) dan jewelry (perhiasan) melalui lelang (auction) baik di pasar domestik maupun internasional, utamanya di Jepang, Hong Kong, dan Australia.
Saat ini, harga butiran (loose pearl) ISSP sekitar USD 15-25 per gram.
"Sentra budidaya mutiara tersebar di Provinsi Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua," terang Artati.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki segudang potensi kelautan dan perikanan.
Bukan hanya ikan untuk dikonsumsi, melainkan juga mutiara sebagai hiasan sekaligus mempercantik diri.
Sementara Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ernawati Trenggono menilai kurangnya edukasi bisa menyebabkan masyarakat salah dalam memilih mutiara.
Oleh karenanya, dia mengimbau ibu-ibu DWP untuk memakai mutiara Indonesia pada setiap kesempatan, baik pada acara resmi maupun dalam kegiatan sehari-hari guna mengedukasi sekaligus memopulerkan mutiara asli Indonesia
"Mari kita tunjukkan bahwa Mutiara Laut Selatan Indonesia adalah identitas wanita Indonesia," kata Ernawati di Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Sementara Ketua Divisi Hilir Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) Fara Nasution membagikan tips membedakan mutiara asli dengan palsu.
Dia pun mengenalkan teknik 3 M: membakar, membaret dan menggosok guna mengetahui keaslian dan kualitas mutiara.
"Jika tidak terjadi perubahan saat dibakar, dia asli. Lalu jika dibaret dan disapu pakai tangan mulus lagi, itu juga asli. Atau gosok antar mutiara, kalau asli permukaannya mulus," terang Fara.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan kesehatan laut menjadi kunci usaha di sektor kelautan dan perikanan yang dilakoni bisa berjalan dalam jangka waktu panjang.
Menurutnya, laut akan terus berproduksi optimal jika lingkungannya juga dalam kondisi yang sehat, dan pada akhirnya membawa manfaat sosial dan ekonomi sebesar-besarnya bagi setiap pihak yang bergantung padanya.
Berita ini tayang di Kompas Tv dengan judul: Tak Mau Kalah Pamor, KKP Beberkan Keunggulan Mutiara Laut Selatan Indonesia
>