TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya sempat salah penetapan tersangka kasus pengeroyokan dosen Universitas Indonesia Ade Armando.
Namun, polisi sudah meralat jika penetapan tersangka pria atas nama Abdul Manaf adalah 'salah' identifikasi.
Saat polisi mengidentifikasi pria bertopi yang mengeroyok Ade Armando di demo 11 Apri, hasil face recognition menunjukkan pria bertopi adalah Abdul Manaf.
Namun, setelah dilakukan pendalaman ternyata Abdul Manaf dinyatakan tidak terlibat. Saat kejadian, Abdul berada Karawang dan dipastikan tidak berada di Jakarta saat hari dan jam kejadian Ade Armando dikeroyok di depan DPR RI.
Lantas siapa pria bertopi yang mengeroyok Ade Armando?
Kabid Humas Polda metro Jaya Kombes Zulpan mengatakan pihaknya masih melakukan pencarian.
Ia memastikan Polda Metro Jaya akan melakukan pencarian terhadap pria bertopi itu.
"Abdul Manaf, yang kemarin yang kita lakukan penangkapan di Karawang, Ternyata bukan Abdul Manaf yang dimaksud. Tetapi orang bertopi itu tetap kita buru," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Kamis (14/4/2022).
Zulpan mengklarifikasi jika pihak kepolisian sempat keliru dalam mengidentifikasi Abdul Manaf melalui teknologi Face Recognition.
Baca juga: Klarifikasi Polda Metro Jaya soal Try Setia dan Abdul Manaf yang Ternyata Bukan Pemukul Ade Armando
Menurut hasil teknologi face recognition pada seseorang yang bertopi, teridentifikasi bahwa orang tersebut adalah 'Abdul Manaf'. Hasinya, tingkat kecocokan wajah saat itu 70 persen.
"Memang dari face recognition yang kita miliki, tingkat kecocokan itu terhadap Abdul Manaf ini 70 persen. Jadi pada saat itu dia pakai topi tertutup dan hasilnya mengarah pada identitas yang bersangkutan," imbuhnya.
Namun, saat polisi memeriksa Abdul Manaf, pihaknya memastikan yang bersangkutan tak terlibat dalam pengeroyokan Ade Armando.
Zulpan menambahkan, hingga kini sudah tujuh orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan ini. Termasuk salah satunya provokator.
"Total berarti sudah ada 7, pertama Komarudin Muhammad Bagja, Dhia Ul Haq , kemudian keempat Arif Ferdini, kemudian yang kelima Abdul Latif. Kemudian keenam Markos Iswan, Ketujuh adalah Alfikri Hidayatullah," tutup Zulpan.