Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kuota jamaah haji Indonesia memang belum dipastikan tetapi berbagai informasi menyebut sekitar 100 ribu orang.
Artinya nanti akan dilayani oleh sekitar 1.000 petugas kesehatan.
Merespons hal ini, Mantan Kepala Klinik Haji Indonesia di Makkah Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan selain pengetahuan dan keterampilan kesehatan pada umumnya maka tentu perlu ada perhatian khusus pada aspek Covid-19 yang perlu diketahui petugas kesehatan haji tahun ini.
Setidaknya dalam tiga aspek yang perlu dipersiapkan.
Pertama, aspek pencegahan yang perlu disiapkan dalam tiga bentuk.
Baca juga: Kuota Haji Indonesia Tahun 2022 Terdiri dari Jemaah Reguler dan Khusus, Ini Perkiraan Biayanya
Mengatur dan mengarahkan jamaah agar tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan situasi dan keadaan yang ada.
"Bukan hal yang mudah tetapi perlu dilakukan dan disiapkan berbagai kemungkinannya sejak sekarang," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/4/2022).
Lalu, prosedur mencegah penularan kalau ada jamaah yang sakit atau kemungkinan tertular, mulai dari isolasi dan karantina harus dilakukan, pengaturan kamar dan tempat tidur di penginapan dan lainnya.
Juga seelalu mengawasi ekstra ketat situasi komorbid para jemaah, agar tidak menjadi faktor risiko tertular Covid-19 dan atau menjadi faktor risiko penyakitnya memberat.
Kedua adalah persiapn mendeteksi atau mendiagnosis Covid-19 bagi jemaah. Karena ini akan dilakukan di Arab Saudi maka tentu harus mengikuti prosedur disana, baik tentang pemeriksaan PCR ataupun mungkin pemeriksaan genome sequencing.
"Ini perlu sejak sekarang dipersiapkan bagaimana kemungkinan penggunaannya tes mandiri ini pada jamaah Haji kita di tahun ini," ungkap Tjandra.
Persiapan ketiga meliputi penanganan pasien, utamanya juga perawatan dan pengobatan jamaah yang terkena Covid-19.
Persiapan dan sarana serta prasarana kesehatan di Arab Saudi amat memadai.