News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Kartini

Biografi Singkat R.A Kartini serta Sejarah Ditetapkannya 21 April sebagai Hari Kartini

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

R.A Kartini Tokoh emansipasi wanita

Mengutip dari grid.id, diketahui bahwa di masa penjajahan Belanda, tidak semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Budaya patriarki masih melekat di tanah Jawa, maka dari itu para kaum wanita memiliki kewajiban untuk mengurus rumah dan tidak diperbolehkan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kaum pria.

Karena hal itulah, setelah usia 12 tahun, R.A Kartini harus berhenti bersekolah karena harus mengikuti budaya yang berjalan.

Karena tetap semangat mencari ilmu, Kartini tetap berjuang untuk mendapatkan pengetahuan dari rumahnya.

Maka selama ia di rumah dan tidak bersekolah, ia tetap rajin mencari ilmu, dengan bertukar pikiran dengan teman-temannya melalui surat.

R.A Kartini juga gemar membaca buku-buku kebudayaan Eropa seperti buku karya Louis Coperus yang berjudul Des Stille Kraacht.

Kegemarannya dalam membaca buku, membuat wawasan Kartini menjadi lebih terbuka.

Kemudian muncul pemikiran ingin memperjuangkan haknya sebagai perempuan.

Kartini mulai memberi perhatian lebih pada adanya gerakan emansipasi wanita.

Menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat

R.A Kartini pada tahun 1903 pun menikah dengan Bupati Rembang, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.

Lalu, ia memutuskan untuk mendirikan sekolah wanita.

Tujuan Kartini mendirikan sekolah tersebut adalah untuk memberikan kebebasan pendidikan bagi wanita pribumi.

Namun, pada 17 September 1904, R.A Kartini menghembuskan napas terakhirnya setelah melahirkan anak pertamanya, Soesalit Djojoadhiningrat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini