Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia kembali mengeluarkan hasil temuannya yang kali ini menyoroti terkait dengan perkembangan industri digital di Indonesia.
Dalam survei bertajuk 'Akses Media dan Perilaku Digital' itu Indikator Politik mendapati hasil kalau saat ini dominan masyarakat paling sering mengakses internet hingga mencapai 55,3 persen responden setuju.
"Saat ini, mayoritas warga paling sering mengakses internet, baik berupa media sosial, berita online, aplikasi teks," kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida dalam penyampaian hasil surveinya secara daring, Rabu (20/4/2022).
Kondisi tersebut kata Rizka, secara otomatis penggunaan akses internet untuk segala aspek telah mengungguli beragam media yang ada, baik televisi maupun radio.
Untuk televisi, berdasarkan temuan indikator politik hanya sebanyak 36,1 persen responden yang mengakses pada satu bulan terakhir ini.
"Setelah internet, televisi menjadi kedua yang paling banyak diakses masyarakat," ucap Rizka.
Sedangkan untuk media lain seperti Radio, Koran hingga Majalah hanya mendapatkan respon di bawah 2 persen.
Rizka menyatakan, riset ini sendiri dilakukan karena pihaknya mendapati adanya jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir.
Data survei nasional Indikator Politik Indonesia sendiri menunjukkan bahwa setidaknya sejak Januari 2015 jumlah pengguna internet meningkat dari 22.1 persen menjadi 71 persen pada Januari 2021 di kalangan warga berusia di atas 17 tahun.
"Jumlah ini diperkirakan lebih besar lagi jika mengikutsertakan mereka yang lebih muda," tukas dia.
Sebagai informasi, Survei ini dilakukan terhadap warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat smartphone atau sekitar 69 persen dari total populasi nasional.
Periode survei ini sendiri dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada periode 21 Februari - 16 Maret 2022.
Dari populasi tersebut diperoleh sampel secara acak sebanyak 733 responden yang mengisi kuesioner secara online (computer assisted web interviewing).
Adapun untuk pengambilan sampel ini digunakan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 733 responden dengan memiliki toleransi kesalahan margin of error kurang lebih 3.7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.