News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Mengenal NII, Organisasi Terlarang yang Berdiri Tahun 1949, Berencana Lengserkan Pemerintahan Jokowi

Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi terorisme

Ia pun mengeluarkan perintah kepada para pengikutnya untuk menyerah.

Akhirnya, pada Agustus 1962, pasukan DI di Jawa Barat yang beroperasi di Gunung Ciremai menarik mundur pasukannya.

Kartosoewirjo diadili oleh pengadilan militer dan dinyatakan bersalah atas pemberontakan dan percobaan pembunuhan Presiden Soekarno.

Ia dijatuhi hukuman mati dengan ditembak pada 5 September 1962.

Sempat Pecah Jadi Dua hingga Pindah ke Malaysia

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center dan Mantan Panglima NII saat menemui wartawan usai menjadi pembicara di Kongres Pancasila XI di UGM, Jumat (16/8/2019) (Kompas.com/Yustinus Wijaya Kusuma)

Mantan Panglima NII yang telah kembali membela NKRI, Ken Setiawan, menceritakan bagaimana NII bertahan setelah kematian Kartosoewirjo.

Menurutnya, ketika Kartosuwiryo gagal melancarkan aksinya, organisasinya kemudian pecah menjadi dua.

Salah satunya dibawa oleh Abu Bakar Ba’asyir dengan niat untuk meneruskan nilai dari Kartosuwiryo.

Namun, mereka akhirnya diusir karena bentrok dengan aparat.

"Akhirnya, mereka pindah ke Malaysia, ketemulah dengan dr. Azhari dan Noordin M. Top. Dari sana mereka diajak ke Afghanistan, ketemu lagi dengan Osama Bin Laden."

"Melalui Osama Bin Laden inilah doktrin untuk memerangi kafir mulai muncul, yang kala itu konteksnya memerangi Amerika dan sekutunya," ujar Ken dalam diskusi bertema 'Deradikalisasi' di Multimedia UGM pada Sabtu (4/11/2019) lalu, dikutip dari laman resmi UGM.

Hingga kini, lanjut Ken, doktrin tersebut terus hidup di Indonesia dan penyebarannya juga masih terus berlangsung.

Kini Berusaha Melengserkan Pemerintahan Jokowi

Terbaru, Kabagbinops Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, dari pengembangan penangkapan 16 terduga tersangka teroris di Sumbar itu, ditemukan berbagai barang bukti.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini