TRIBUNNEWS.COM - Surat Edaran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terkait adanya kasus hepatitis akut yang tidak diketahui membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau agar masyarakat berhati-hati.
Ketua Pengurus Besar IDI, Adib Khumaidi berharap tidak hanya masyarakat yang mewaspadai adanya hepatitis akut tetapi juga seluruh tenaga kesehatan.
Terlebih, kata Adib, saat ini masih dalam masa mudik Lebaran.
“Agar seluruh organisasi profesi medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala hepatitis akut pada anak dan dewasa,” kata Adib seperti dikutip Tribunnews dari Kompas TV, Rabu (4/5/2022).
Meski belum diketahui penyebabnya, Adib menjelaskan gejalan-gejala yang dialami penderita seperti perubahan warna urine menjadi gelap dan/atau fese berwarna pucat, kuning, gatal, nyeri sendi, atau pegal-pegal.
Baca juga: Sudah Sampai Indonesia, Kenali Ini Gejala dan Cara Mencegah Hepatitis Akut Misterius pada Anak
Baca juga: Hepatitis Akut Serang Anak-anak di Eropa hingga Asia, 3 Anak Indonesia Meninggal dalam 2 Minggu
Selain itu, ujarnya, ada pula gejala demam tinggi, muntah, mual, nyeri perut, lesu dan atau hilang nagsu makan, kejang, diare, dan ditandai dengan Serum Aspartate tansaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
“Saat ini, hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini telah secara resmi dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia WHO,” katanya.
Adib mengatakan jumlah kasus hepatitis akut ini terus bertambah yaitu sebanyak 170 orang di 12 negara.
Selain IDI, Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso juga meminta masyarakat tetap tenang tetapi juga berhati-hati dalam menghadapi perkembangan kasus hepatitis akut ini.
“Kemudian membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker dan menjaga jarak,” tuturnya seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Ditambah, Piprim juga mengimbau kepada orang tua agar membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat ketika menemukan gejala seperti penyakit kuning, mual atau muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran atau kejang, lesu, dan demam tinggi.
Senada dengan IDI, Pipirm juga meminta semua dokter khususnya dokter anak dan residen dokter juga turut mengawasi apabila gejala hepatitis akut muncul pada pasien.
Piprim menambahkan pihaknya dan IDI akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya tersebut.
Lebih lanjut, dirinya juga meminta kepada tenaga medis dan kesehatan agar aktif mengedukasi masyarakat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala dengan indikasi hepatitis akut.