News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Hepatitis

Menkes Budi Beri Penjelasan Soal Penyakit Hepatitis Akut yang Serang Anak-anak

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menkes Budi Soal Hepatitis Akut - Menkes Budi saat melakukan konpers yang ditayangkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/5/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penjelasan soal penyakit hepatitis akut yang baru-baru ini membuat masyarakat was-was.

Pasalnya, telah ditemukan adanya korban karena penyakit ini.

Setidaknya, saat ini jumlah korban yang tercatat sebanyak 15 orang.

Jumlah tersebut dikonfirmasi Menkes Budi saat melakukan konpers yang ditayangkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/5/2022).

"Indonesia menemukan 3 kasus di Jakarta dan tanggal 27 April 2022 itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan Dinas Kesehatan melakukan surveilans monitoring terhadap kasus ini."

Baca juga: Eks Direktur WHO: Kasus Hepatitis Akut Meluas Bisa Munculkan Pandemi Baru

Baca juga: Kemenkes RI Didesak Jelaskan Secara Gamblang Kondisi 15 Kasus Hepatitis Misterius

"Sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," kata Menkes Budi.

Menkes Budi menyebut jumlah ini masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan jumlah kasus di Inggris yakni 115 kasus.

Kendati demikian, pemerintah tetap akan terus berkoordinasi dengan CDC Amerika dan Inggris terkait dengan bahaya dan cara penanganan penyakit ini.

"Kita sudah melakukan koordinasi dan diskusi dengan teman-teman dari CDC Amerika dan juga dengan Inggris."

"Sehari sesudah Lebaran, kami sudah mendapatkan banyak informasi dari mereka memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis ini."

"Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia bekerjasama dengan WHO dan juga kita bekerjasama dengan Amerika dan Inggris untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini."

"Ini kemungkinan besar adalah Adenoviruses 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada (kaitannya) dengan Adenoviruses 41.

Demi pencegahan, Menkes Budi menghimbau agar masyarakat lebih sering menerapkan kebersihan tangan dan makanan.

Baca juga: Jangan Sampai Hepatitis Misterius Jadi Epidemi, Penyebab Harus Segera Diketahui

Ini karena virus ini menular lewat asupan makanan yang lewat mulut.

"Jadi kalau bisa rajin cuci tangan supaya kita pastikan yang masuk ke (mulut) anak-anak kita, yang banyak di bawah 16 tahun, itu bersih," jelas Menkes Budi.

Apabila anak mengalami demam dan sering buang air besar, maka lebih baik segera dirujuk ke rumah sakit.

"Setelah di cek Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)-nya kalau sudah di atas 100 lebih baik dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat."

"SGPT dan SGOT normal nya di level 30," jelas Menkes Budi.

Imbauan Kepada Dinas Kesehatan

Mengutip Kemkes.go.id, atas kejadian tersebut, pemerintah meminta masyarakat untuk tetap waspada.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diminta untuk terus memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice (warna kekuningan pada kulit dan lapisan mukosa) akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

Baca juga: Para Orang Tua di Inggris Khawatir Soal Diagnosis Hepatitis yang Tertunda

Termasuk mengedukasikan kepada masyarakat tentang jenis, gejala serta upaya pencegahan terhadap kasus ini.

Juga mengarahkan masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Pemerintah juga meminta kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom jaundice.

Selain itu, dinkes juga diminta untuk sesegera mungkin memberikan notifikasi apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097, atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini