Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan masih terus menginvestigasi penyebab hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.
Saat bersamaan, masyarakat diminta harus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Kamis (12/5/2022).
Sejauh ini, Kemenkes melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Perkembangan kasus cukup lambat. Sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Amerika dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut.
Dia menyebut kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Namun, dugaan itu masih harus didukung penelitian.
Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Baca juga: Update, Kemenkes Laporkan 7 Anak Meninggal Diduga Akibat Hepatitis Akut, Terbanyak di DKI Jakarta
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari mengatakan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV. Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Hanifah dikutip dari situs resmi Kemenkes.