TRIBUNNEWS.COM - Suhu di beberapa kota di Indonesia terasa sangat panas dalam beberapa hari terakhir.
Banyak orang yang merasa gerah karena suhu yang cukup tinggi tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sejumlah daerah mengalami cuaca panas antara 33-36.1 °C.
Daerah yang mencapai suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C yakni Tangerang, Banten dan Kalimarau, Kalimantan Utara, yakni pada periode 1-7 Mei.
Sementara itu, pada 12-13 Mei 2022 suhu maksimum harian di Indonesia yang dicatatkan di sejumlah stasiun BMKG ada yang mencapai hingga 36,4 derajat celcius, yakni di staisun meteorologi Maritim Tanjung Perak, Surabaya.
Di sejumlah daerah, seperti di Solo, suhu udara juga terasa cukup panas.
Lantas apa yang menyebabkan suhu panas terasa dalam beberapa hari ini?
Baca juga: Ahli Epidemiologi Prediksi Gelombang Panas Bisa Terjadi di Indonesia dalam Waktu Dekat
BMKG melalui Instagram @infobmkg menerangkan, suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut dipicu oleh beberapa hal, diantara terkait posisi semu matahari dan dominasi cuaca cerah.
Posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
Kondisi ini membuat tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Kemudian, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi
Hal itu menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Bukan Gelombang Panas
BMKG menegaskan, cuaca panas terik yang terjadi belakangan ini bukanlah fenomena gelombang panas atau heatwave.
Heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.
Baca juga: Prof. Emil Salim: Dunia Menuju Neraka Hidup Jika Suhu Tetap Naik Hingga Tahun 2050
Baca juga: Gelombang Panas: India Catat Rata-rata Suhu Tertinggi Sejak 122 Tahun, di Pakistan Capai 47 Derajat
Meski begitu, kondisi cuaca panas yang terjadi di Indonesia ini tetap perlu diwaspadai.
Cuaca panas terik ini diprediksi akan terjadi sampai pertengahan Mei nanti.
BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh.
Masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari dan yang akan melaksanakan perjalanan mudik atau mudik balik diminta untuk tetap mencukupi cairan tubuh supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya.
(Tribunnews.com/Tio)