TRIBUNNEWS.COM - Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya.
Tahun ini, Hari Kebangkitan Nasional bakal diperingati pada Jumat (20/5/2022).
Adapun tema Hari Kebangkitan Nasional 2022 yakni 'Ayo Bangkit Bersama'.
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) nomor 549/M.KOMINFO/HM.04.01/05/ 2022, tema ini dipilih agar Harkitnas 2022 dapat menjadi momentum bagi kita sebagai bangsa yang besar untuk bersama-sama mengobarkan semangat bangkit dari pandemi Covid-19 yang telah lebih dari 2 tahun menyerang dan turut berefek di segala sendi kehidupan.
Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan pada 16 Desember 1959 oleh Presiden Soekarno sebagai hari nasional yang bukan hari libur melalui Keppres nomor 316 Tahun 1959.
Logo Harkitnas 2022
Logo Harkitnas 2022 melambangkan semangat yang berkobar, kedamaian serta awal yang baru.
Siluet Gunungan Merah Putih seperti roket melambangkan awal dari semangat kebangkitan Indonesia seperti roket yang menjulang tinggi.
Angka 114 di dalam gunungan Merah Putih melambangkan sejak 114 tahun yang lalu Indonesia melindungi dan mangoyomi rakyatnya dengan kedamaian.
Tagline 'Indonesia Bangkit' dengan font bold yang melambangkan tekat bangsa Indonesia untuk bangkit.
Warna merah memiliki arti kuat, berani dan bersemangat yang berkobar.
Warna putih memiliki arti kedamaian dan awal yang baru, kemudian warna biru berarti perlindungan dan kenyamanan.
Logo Harkitnas 2022 dapat diunduh melalui link https://komin.fo/logoharkitnas114.
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Dikutip dari laman Kemdikbud, Hari Kebangkitan Nasional diperingati tiap tanggal 20 Mei karena diambil dari tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo.
Boedi Oetomo didirikan oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen atau STOVIA pada 20 Mei 1908.
Sejak saat itu, Indonesia memasuki masa pergerakan nasional.
Dr Sutomo beserta kawan-kawannya ingin mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Keinginan itu berdasarkan dari gagasan dr Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.
Gagasan itu muncul melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat itu memprihatinkan akibat sistem kolonialisme Belanda.
Pendidikan rakyat Indonesia, terutama pribumi, rendah dan tidak mendapat informasi atau tertutup dari dunia luar.
Dari sinilah Dr Sutomo beserta para pelajar STOVIA mendirikan perhimpunan Boedi Oetomo untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa lainnya.
Lahirnya Boedi Oetomo ini menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah, menjadi perjuangan dengan kekuatan pemikiran dan bersifat nasional.
Perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan, berubah menjadi bersifat nasional dengan tujuan mencapai kemerdekaan.
Perjuangan yang selama ini dilakukan secara fisik, juga dilakukan dengan cara memanfaatkan kekuatan pemikiran.
Dari Boedi Oetomo inilah yang memelopori munculnya organisasi-organisasi pergerakan di masa selanjutnya, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI), Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Muhammadiyah.
(Tribunnews.com/Fajar/Whiesa)