TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Ibnu Sutowo di tanah air sudah sangat dikenal pada tahun 1970-an. Ia Direktur Utama Pertamina, perusahaan minyak milik negara Indonesia.
Bahkan, saat itu, Pertamina disebut sebagai negara dalam negara, saking kaya dan berpengaruhnya Ibnu Sutowo.
Sejak awal Presiden Soeharto memang berniat memanggil B.J.Habibie dari Jerman untuk kembali ke tanah air, membantunya membangun Indonesia di bidang teknologi.
Untuk merealisasikan niatnya, Soeharto mengutus Direktur Utama Pertamina Ibnu Sutwowo ke Jerman untuk menemui B.J.Habibie pada Desember 1973.
Di Jerman, Habibie tinggal bersama istrinya, Ainun, di sebuah desa yang jaraknya dari Kota Hamburg sekitar 10 KM. Habibie tinggal di rumah dengan pekarangan yang luas.
Di Jerman, Habibie sibuk dengan rekan-rekannya sesama pakar teknologi. Saat ada telepon dari Kedutaan Besar RI di Bonn, Habibie sedang sibuk berdiskusi dengan beberapa peneliti, antara Dipl.Ing.Woydak, Dipl.Ing.Glahn dan yang lainnya.
“Tiba-tiba, sekretarus saya, Frau Kaleicher, masuk ke dalam ruangan dan menyanmpaikan bahwa Ibu Ainun dan Duta Besar Indonesia Bapak Achmad Tirtosudiro dari Bonn telah berkali-kali menelepon dan mengharapkan agar saya menelepon kembali,” kata Habibie.
Habibie pun mengakhiri pertemuannya dengan rekannya para peneliti, dan meminta rekannya kembali ke ruangannya masing-masing.
Habibie kemudian menelepon ke istrinya di rumahnya. Ainun menyampaikan pesan Achmad Tirtosudiro di Bonn, dan mengatakan telah memberikan nomor telepon kantor suaminya ke Dubes Achmad Tirtosudiro.
Seperti biasa, Ainun dalam teleponnya berpesan ke suaminya apakah sudah makan? Ainun selalu mengingatkan agar suaminya jangan lupa makan dan jangan bekerja terlalu larut malam, harus selalu menjaga kesehatan.
Habibie kemudian menelepon Dubes Achmad Tirtosudiro. Dalam pembicaraan di telepon, Achmad Tirtosudiro menyampaikan pesan bahwa Direkur Utama Peurahaan Perminyakan Pertamina, Dr Ibnu Sutowo berkenan menerima Habibie di Hotel Hilton Dusseldorf, pada hari Jumat lusa, pukul 08.00 pagi, 14 Desember 1973.
“Saya segera bertanya, siapa beliau itu?” tanya Habibie.
Tentu saja Achmad Tirtosudiro, Dubes RI di Jerman itu heran sekali Habibie tak mengenal Ibnu Sutowo, tokoh nasional yang sudah sangat terkenal saat itu.
Di Dusseldorf, hari Jumat 14 Desember pukul 07.00 pagi, seperti sudah dijanjikan, Habibie menetapi janji untuk bertemu dengan Ibnu Sutowo. Habibie masuk ke ruangan tempat sarapan pagi di hotel tersebut. Di tempat itu, sudah ada beberapa warga Indonesia sedang sarapan pagi bersama, dan tidak satu orang pun yang dikenal Habibie.
Tepat pukul 08.00 hari itu, B.J.Habibie menuju Presidential Suit Room Hotel Hilton Dusseldorf. Ketika kamar terbuka, Ibnu Sutowo langsung menyampaikan pesan dari Presiden Soeharto, agar Habibie datang ke Indonesia memenuhi Presiden dan waktunya segera ditentukan.*
Seperti ditulis A Makmur Makka dalam buku Habibie & Soeharto, Penerbit Imania, Cetakan 1 Januari 2020.