TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) di Kabinet Indonesia Bersatu, Fahmi Idris, meninggal dunia pada Minggu (22/5/2022).
Kabar duka ini disampaikan oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono.
“Benar (meninggal dunia),” tutur Dave saat dihubungi Tribunnews.
Kemudian, Dave memberikan selebaran informasi yang dikutip dari unggahan putri sulung Fahmi Idris, Fahira Idris.
Baca juga: Profil Fahmi Idris Tokoh Nasional sekaligus Politikus Senior Golkar Meninggal Dunia, eks Menteri SBY
Baca juga: Tokoh Nasional Sekaligus Politikus Senior Golkar Fahmi Idris Meninggal Dunia
Berdasarkan unggahan yang dibagikan tersebut, Fahmi meninggal duinia pada pukul 10.00 WIB di ICU Rumah Sakit Medistra, Jakrata Selatan.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah, Ayah saya Bp.Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo.”
“Wafat jam 10.00 WIB di ICU RS Medistra. Akan disemayamkan di Rumah Duka, Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan. Rencananya disemayamkan di Tanah Kusir jam 13.00 WIB.”
“Mohon dimaafkan Ayah Fahmi Idris jika selama hidup memiliki salah dan khilaf. Wassalamualaikum Wr Wb.” demikian tulisan dari unggahan yang dibagikan Dave.
Profil Fahmi Idris
Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas, Fahmi Idris lahir di Jakarta pada 20 September 1943.
Ia merupakan pengusaha dan politisi Indonesia.
Dalam karier politiknya, ia pernah ditunjuk oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, menjadi Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Bersatu pada 7 Desember 2005.
Ia ditunjuk untuk mengganti Erman Suparno yang mengalami reshuffle.
Terkait riwayat pendidikannya, ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Namun, tidak diselesaikannya karena merintis usaha.
Hanya saja, Fahmi kemudian memutuskan berkuliah kembali dengan masuk ke Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan pendidikan Financial Management for Non Financial Manager pada tahun 1973.
Setelah itu, bersama dengan rekan-rekan angkatan 66, Fahmi mendirikan PT Kwarta Daya Pratama.
Perusahaannya pun berkembang dan salah satunya adalah PT Kodel (Kelompok Delapan) yang bergerak di bidang perdagangan.
Lalu pada tahun 1984, Fahmi memulai karier politiknya dengan masuk ke Partai Golkar.
Kemudian di tahun 1998-2004, dirinya menjadi Ketua DPP Golkar Jakarta.
Dalam kabinet yang dipimpin Presiden ke-3 RI, BJ. Habibie, Fahmi juga pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dari tahun 1998-1999.
Saat dirinya menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Indonesia Bersatu, ia pernah membuat tim khusus untuk menangani pemulangan sekitar 700 ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Malaysia.
Selain itu, ia juga pernah membicarakan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR), pemutusan hubungan kerja (PHK), dan soal penempatan TKI ke luar negeri.
Adapun berikut rincian riwayat karier dan jabatan yang diemban Fahri saat menjadi menteri:
Direktur CV Pasti (1967-1968)
Direktur PT Ujung Lima (1968-1969)
Presiden PT Kwarta Daya Pratama (sejak 1969)
Manajer Utama PT Krama Yudha (1973-1976)
Direktur PT Krama Yudha (sejak 1976)
Wakil Presiden PT Parama Bina Tani (sejak 1980)
Direktur PT Dharma Muda Pratama (sejak 1981)
Wakil Ketua PT Wahana Muda Indonesia (sejak 1983)
Ketua PT Delta Santana (sejak 1984)
Presiden PT Kodel (sejak 1979)
Menteri Tenaga Kerja Kabinet Pembangunan VII
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2005)
Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009)
Jabatan Dalam Kabinet
Menteri Perindustrian dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 7 Desember 2005 - 22 Oktober 2009
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 21 Oktober 2004 - 7 Desember 2005
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)