Dikatakan, Buya Syafii Maarif sangat dekat dengan semua kalangan sehingga patut menjadi pola teladan bagi semua pemimpin agama dan pemimpin bangsa di Indonesia, sebagai bangsa yang besar dan menghargai kemajemukan.
Lebih lanjut, Gomar mengatakan, keteladanan Buya Syafii Maarif yang sangat sederhana dan menolak berbagai bentuk fasilitasi sangat perlu ditiru.
"Beliau menolak tawaran pengobatan di Jakarta, baik dari Ibu Megawati Soekarnoputri maupun dari Presiden RI, Joko Widodo, karena merasa lebih nyaman dirawat di rumah sendiri: RS PKU Muhammadyah Yogyakarta," ucapnya.
"Bahkan, untuk penguburannya pun beliau mewasiatkan untuk dikebumikan di pemakaman kalayak Muhammadyah di Kulon Progo, dan tidak di pemakaman yang dikhususkan bagi Pimpinan Muhammadyah," imbuh Ketua PGI.
Baca juga: Sampaikan Duka Cita Wafatnya Buya Syafii Maarif, AHY: Sosok Penjaga Kompas Moral Kebangsaan
Ia juga menambahkan, Buya Syafi'i bukan hanya seorang tokoh pluralis dan nasionalis.
Namun, juga Guru dan Bapa Bangsa yang banyak menyumbang gagasan untuk mencerdaskan bangsa.
Diketahui, Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022).
Ia meninggal sebelum ulang tahunnya ke 87 yang harusnya jatuh pada 31 Mei 2022 nanti.
Jenazah almarhum Buya Syafii Maarif akan dimakamkan di Pemakaman Husnul Khotimah, Nanggulan, Kulonprogo hari ini, Jumat (27/5/2022).
Presiden Jokowi Sampaikan Duka Mendalam
Presiden pun mengucapkan duka mendalam atas kepergian Buya Syafii Maarif pada Jumat (27/5/2022) pagi.
Melalui akun Instagram pribadinya, Jokowi mengatakan sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman, pada Sabtu (26/3/2022) lalu.
“Dua bulan lalu, saya datang menjenguk Buya Syafii di kediamannya di Sleman, saat beliau baru keluar dari rumah sakit seusai perawatan selama beberapa hari."
"Saat itu, beliau sudah sehat dan terlihat bugar. Itulah pertemuan terakhir saya dengan Buya Syafii," tulis Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari akun Instagram @jokowi, Jumat (27/5/2022).