Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Beringin Karya (Berkarya) menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2022) malam.
Acara dihadiri oleh seluruh pengurus DPP Partai Berkarya dan DPW serta DPC.
Hadir Ketua Umum Partai Berkarya Muchdi Pr didampingi Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang, serta Ketua Harian DPP Partai Berkarya Sonny Pudjisasono dan pengurus lainnya.
Dalam sambutannya, Muchdi Pr mengakui jika Munaslub digelar untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di internal Partai Berkarya.
"Munaslub yang kita laksanakan dengan tujuan menguatkan tekad bersama terutama di dalam AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) masih ada beberapa poin yang masih mengganggu kita semuanya," kata Muchdi.
Akibat dari gangguan, lebih dari satu tahun terjadi konflik yang berkutat pada masalah internal.
"Materi yang ada di Munaslub kali ini adalah merevisi masalah Mahkamah Partai yang selama ini menggangu perjalanan kita. Mudah-mudahan apa yang kita laksanakan malam ini mendapatkan apa yang kita harapkan," ujarnya.
Baca juga: Partai Berkarya Resmi Bergabung dengan Koalisi Partai Nonparlemen
Muchdi berharap dengan selesainya Munaslub ini seluruh kader menyatuhkan tekad untuk menyongsong kejayaan di masa depan.
Apalagi, dalam waktu dekat seluruh partai termasuk Partai Berkarya akan menghadapi pendaftaran partai politik pada Agustus 2022.
"Persiapan kita menghadapi pemilu alhamdulillah kita telah laksanakan secara maksimal," katanya.
Kesuksesan ini merupakan kerja keras dari seluruh kader dan pengurus dari tingkat pusat hingga daerah.
Sementara itu, Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengingatkan perlunya kekompakan seluruh pengurus.
Apabila tidak kompak dan pengurusnya keluar dari partai, maka, jangan berharap lolos menjadi peserta pemilu.
"Partai ini akan lolos ke pemilu apabila pengurusnya kompak semua. Di pusat kepengurusan 100 persen, di kabupaten kota 75 persen dan di kecamatan 50 persen," ucapnya.
Namun politisi yang akrab disapa Badar ini melihat ada bumbu-bumbu perpecahan baru di internal partai.
"Bagaimana kita bisa memperjuangkan rakyat kalau kita tidak bisa memperjuangkan partai kita sendiri di daerah. Banyak yang ingin berbicara tapi ditekan. Kepentingan kita di partai harus sejalan, kalau tidak sejalan ya bubar," tandasnya.