TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto panen kopi usai melakukan tinjauan ke berbagai booth kopi Nusantara dalam Festival Kopi Tanah Air, di Parkir Timur, Senayan, Jakarta.
Di booth Sulawesi Utara, selain berbincang sejenak, Hasto menyoba menikmati kue lemet khas Minahasa.
Lalu, di booth Kalimantan Tengah, saat meninjau, Hasto diminta mengisi buku tamu.
Baca juga: Doa khusus untuk Buya Syafii Maarif di Arena Festival Kopi Tanah Air PDIP
Ketua Panitia Festival Ono Surono yang ikut mendampingi Hasto memutari booth, mengeluarkan candaannya.
"Pak Hasto, sudah ada stok kopi untuk satu tahun ke depan," katanya, Sabtu (28/5/2022).
Hasto tersenyum mendengar gurauan itu.
"Saya bagi ke teman media kalau mau," tawarnya sambil senyum kepada media yang mengikutinya berkeliling.
Baca juga: Megawati Berharap Anak Muda Bisa Mengembangkan Kreativitas Lewat Kopi Nusantara
Lalu, Hasto menuju lokasi Dialog Ngopi. Dia didaulat moderator untuk memberikan sepatah dua kata.
Kata Hasto politisi minum kopi itu penting. Sebab dalam dunia politik, banyak kepahitan yang akan dialami.
Namun dengan merasakan berbagai cita rasa kopi, bisa memahami ternyata ada yang lebih pahit dari kehidupan.
"Kalau kita stress, bisa menghirup aroma kopi. Kemarin kita diajari bagaimana cara menikmati kopi yang baik," ucap Hasto.
Baca juga: PDI Perjuangan Ingin Potensi Kopi Tanah Air Digarap Serius
Hasto mengakhiri seluruh kegiatannya dengan memasuki Rufu Coffee.
Di sana Hasto, mengobrol dengan penjaga stand dan menyeruput segelas kecil kopi.
Rufu Coffee yang bermoto “Rasaku Filosofiku” itu merupakan salah satu wujud pelaksanaan ekonomi kerakyatan oleh kader PDIP.
“Yang penting adalah imajinasi tentang membangun Indonesia yang kata Bung Karno, berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri, dilakukan dengan kopi,” jelas Hasto.