TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut kembali memberikan update tentang cerita Fahri, seorang peserta yang lolos seleksi anggota Polri namun dinyatakan gagal karena mengalami buta warna parsial.
Tidak mengurangi rasa empatinya, Hillary pada akhirnya menerima hasil pemeriksaan Fahri yang ternyata belum memenuhi syarat untuk dapat lolos menjadi Polri.
Menurut Hillary, mungkin keputusan yang dipilih tim penyeleksi anggota Polri untuk tidak meloloskan Fahri adalah keputusan yang tepat.
Hal ini karena tak lain untuk keselamatan Fahri sendiri.
"(Hasil pemeriksaan menyatakan Fahri) belum memenuhi syarat dan standart kepolisian untuk mengijinkan ia turun lapangan karena masih terlihat agak berpikir keras ketika diminta menjawab walaupun jawabannya benar."
Baca juga: Fahri Calon Bintara Terbukti Buta Warna, Hillary Brigitta: Belum Memenuhi Standar Kepolisian
"Saya rasa saya bisa menangkap kenapa demi keselamatan Fahri sendiri polri mungkin menangguhkan kelulusan Fahri," terang Hillary yang dikutip dari Instagram @hillarybrigitta, Jumat (3/6/2022).
Dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (1/6/2022) untuk mengurangi rasa kekecewaan pada diri Fahri, Hillary telah berupaya menawarkan program beasiswa untuk Fahri di luar negeri.
Pasalnya Fahri adalah anak yang pintar dan memiliki kemampuan secara akademisi.
"Setelah bertemu dengan Fahri dan keluarga, saya melihat anak ini punya potensi yang sangat besar dan benar-benar cerdas.
"Sehingga saya berkomitmen untuk merekomendasikan Fahri sekiranya ia tidak berhasil dikembalikan posisinya (lolos seleksi anggota Polri), ia dapat memperoleh beasiswa lanjutan study di luar negeri dan membuka selebar mungkin kesempatan baginya untuk bisa meraih masa depan," ujar Hillary.
Atas terbukanya kasus ini, Hillary mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah memberikan bukti-bukti yang nyata selama pemeriksaan.
Baca juga: Calon Anggota Polri yang Gagal Pendidikan Terbukti Buta Warna, Hillary Brigitta Tawarkan Beasiswa
Cerita Fahri
Sebelumnya, Hillary membantu Fahri untuk dapat diberikan kesempatan membuktikan hasil tes matanya di rumah sakit pembanding.
Sehingga, Fahri dapat segera menyusul teman-temannya untuk mengikuti pelatihan.
"Saya masih sangat berharap sekiranya dapat memohon kebijakan dari Pak Kapolri untuk mempertimbangkan second opinion ini, sehingga jajaran Polda punya landasan untuk mengambil kebijakan."
Hillary mengatakan wajar apabila banyak publik yang mempertanyakan kenapa Fahri bisa sembuh dari buta warna yang pada umumnya dianggap permanen.
Namun saat ini sudah ada diagnosa pembanding yang bisa menjadi pertimbangan tim seleksi Polri.
Hillary berharap keputusan pencabutan nama Fahri murni karena adanya kesalahan diagnosa Polri.
Baca juga: Hillary Brigitta Minta Polri Tinjau Ulang Permohonan Diagnosa Pembanding Tes Mata Fahri
TIdak hanyak Hillary, publik pun berharap Fahri dapat kembali bergabung dengan teman-teman seangkatannya.
Berikut postingan terkahir Hillary, untuk kemudian dapat menjadi pertimbangan Polri dalam mengupayakan posisi Fahri.
"Masyarakat dimohon tidak salah menangkap karena Polda Metro hanya bertumpu kepada hasil test dari dokter yang ditugaskan pada saat supervisi mabes polri."
"Polda tidak dapat berbuat banyak apabila berkaitan dengan supervisi. Sehingga diharapkan Mabes Polri kiranya berkenan meninjau ulang permohonan dan mempertimbangkan diagnosa pembanding yang diberikan oleh pihak keluarga," tulis Hillary lagi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)