News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Putra Ridwan Kamil Kecelakaan

Ridwan Kamil Buka Suara Soal Tenggelamnya Eril, Sebut Ada Dugaan Kram dan Lindungi Istrinya

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bersama anak sulungnya, Emmeril Khan Mumtadz.

Tak lupa ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat atas doa serta dorongan moral yang besar bagi keluarganya.

"Tentunya atas nama istri dan keluarga, kami menghaturkan beribu terima kasih dari hati kami yang paling dalam, mudah-mudahan Allah membalas ringannya langkah bapak ibu membalas berlipat-lipat doa yang ikhlas.

"Mudah-mudahan Allah juga menempatkan kita pada rumah Islam, umat terbaiknya," ucapnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Polisi Optimis Segera Temukan Eril

Diwartakan Tribunnews.com, Swiss saat ini akan memasuki musim panas.

Hal ini membuat Kepolisian Bern optimis dapat segera menemukan Eril yang dilaporkan hilang sejak 26 Mei 2022 lalu di sungai Aare, Swiss.

Aktivitas pengunjung yang meningkat akan berkontribusi dalam pencarian Eril.

Penyataan tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Swiss Muliaman D Hadad pada konferensi pers virtual dari Bern, Senin (6/6/2022).

Musim panas juga berarti menambah intensitas aktivitas pengunjung di sepanjang sungai Aare dan kemungkinan menemukan Eril semakin besar.

Pencarian Eril di sepanjang Sungai Aare berlanjut di hari ke empat, Minggu (30/5/2022). Terlihat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ikut memantau pencarian sang anak. (kemlu.go.id)

“Peningkatan dinamika air dan manusia diharapkan akan berkontribusi dalam proses pencarian,” kata Muliaman.

Lanjut Muliaman menjelaskan mengenai kendala dalam proses pencarian selama ini. 

Ia mengatakan, kendala utamanya adalah kondisi dinamis sungai Aare itu sendiri, seperti faktor alam dan cuaca.

Secara kebetulan pada hari-hari terakhir, Bern diguyur hujan.

“Sebagaimana sudah saya sampaikan dalam keterangan sebelumnya, debit air pada saat kejadian mencapai sekitar 200 meter kubik per detik,"

"Debit air ini berubah setiap hari tergantung pada intensitas pencairan glacier dari pegunungan di Bern yang di pengaruhi naiknya hujan maupun temperatur udara di pegunungan,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Milani Resti/ Larasati Dyah U) (Kompas.com/Dendi Ramdhani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini