News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Adha 2022

Peneliti BRIN Sebut Idul Adha Berpotensi Beda Tanggal, Ini Tanggapan Kementerian Agama

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Ribuan umat muslim melaksanakan Sholat Iduladha di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (31/7/2020).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengungkapkan Iduladha kali ini memiliki potensi perbedaan hari.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Akhmad Fauzin menilai perbedaan merupakan sesuatu yang biasa di Indonesia.

Perbedaan, menurut Fauzin, membuat Indonesia menjadi sejalan dengan nilai Bhinneka Tunggal Ika.

"Indonesia kan beda selalu, jadi variasi suku agama berbeda-beda. Itu yang bikin NKRI Bhinneka Tunggal Ika," ujar Fauzin kepada Tribunnews.com di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Meski begitu, Fauzin memastikan untuk pelaksanaan wukuf di Arafah berpatokan pada penetapan Pemerintah Arab Saudi.

"Itu silakan yang punya ahli di dunia astronomi, ilmu falak silakan. Enggak apa-apa tapi pelaksanaan haji di Arab Saudi sesuai dengan, pada saat pelaksanaan haji wukuf di Arafahnya, Arab Saudi tanggal berapa. Ya mereka jemaah mengikuti di sana," ucap Fauzin.

Seperti diketahui, Hari Iduladha 1443 H berpotensi terjadi perbedaan. Perbedaan ini dikarenakan ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebut, Iduladha kali ini memiliki potensi perbedaan, yakni pada tanggal 9 Juli dan 10 Juli 2022.

“Ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia, yaitu Kriteria Wujudul Hilal dan Kriteria Baru MABIMS. Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari.” jelas Thomas.

Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 9 Juli 2022, BRIN Ungkap Potensi Beda Tanggal

Sedangkan Kriteria Baru MABIMS, Thomas menjelaskan bahwa kriteria ini mendasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat, dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Kriteria Baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam.

Thomas menjelaskan, bahwa jika mengacu pada garis tanggal Kriteria Baru MABIMS, menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022, tinggi bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat.

“Artinya, hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat. Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Iduladha jatuh pada 10 Juli 2022,” tambahnya.

“Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443, yang waktunya akan diinformasikan lebih lanjut oleh Kementerian Agama.” tutup Thomas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini