TRIBUNNEWS.COM - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo paling banyak diusulkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem sebagai capres saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Kamis (16/6/2022).
Berdasarkan rapat pleno, total ada 32 DPW NasDem yang mengusulkan Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden (capres) dalam Pemillu 2024.
Kemudian, sebanyak 29 DPW NasDem menjagokan Ganjar Pranowo.
Selain itu, muncul beberapa nama dari dalam kader NasDem yang diusulkan DPW.
Baca juga: Rakernas NasDem: Anies, Ganjar dan Erick Thohir Paling Banyak Diusulkan untuk Jadi Capres
Merespons usulan nama-nama capres dari DPW, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh meminta semua pihak untuk menunggu hasil akhir penentuan figur capres yang diusulkan Rakernas Partai Nasdem.
Nantinya, nama-nama capres yang dipilih dari usulan DPW akan diumumkan Surya Paloh.
“Cukup positif dari aspirasi yang ada dari pada peserta rakernas ini."
"Tapi pada waktunya, besok malam, Jumat (17/6/2022), akan diumumkan siapa saja (kandidat capres yang diusulkan), kita lihat nanti,” katanya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Lebih lanjut, Surya Paloh mengatakan, Partai Nasdem tidak bisa langsung mengusung capres yang paling banyak diusulkan DPW Partai Nasdem.
Sebab, masih ada mekanisme lain yang harus dipertimbangkan untuk menentukan capres untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
“Belum tentu, karena pada dasarnya pembobotan yang kita lakukan itu sama, siapapun itu,” jelasnya di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Surya juga mengaku, belum pernah bertemu dan membahas isu pencapresan dengan Anies dan Ganjar.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal namanya menguat sebagai capres di Rakernas Partai NasDem.
Diberitakan Tribunnews.com, Ganjar Pranowo pun hanya mengucapkan terima kasih.
Namun, orang nomor satu di Jateng ini menegaskan, dirinya adalah bagian dari PDI Perjuangan.
"Saya terima kasih mendapatkan kehormatan itu, tapi saya PDI Perjuangan," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Dinilai Tak Tertarik Godaan Nyapres dari Partai Lain meski Namanya Unggul di Rakernas NasDem
Selain itu, Ganjar juga tak menanggapi soal banyaknya partai yang dikabarkan akan mengusungnya jika tak dicalonkan PDIP.
Termasuk, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Opo lamaran, lamaran. Memang mau nikah? Wong (orang) saya partainya PDI Perjuangan. Ini di markas PDI Perjuangan, gimana toh," jelasnya.
Diketahui, Partai Nasdem menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) selama tiga hari, sejak Rabu (15/6/2022) hingga Jumat (17/6/2022).
Rangkaian acara, dibuka dengan apel siaga dan penyerahan 34 mobil pemenangan pemilu 2024 untuk masing-masing dewan pimpinan wilayah.
Partai NasDem mengusung tema Restorasi : Meneguhkan Politik Kebangsaan di Rakernas kali ini.
Dalam Rakernas Partai Nasdem ini, juga akan memutuskan tiga nama yang akan diusung Partai Nasdem menjadi capres pada Pemilu 2024.
Hal tersebut, akan diumumkan pada Jumat (17/6/2022).
NasDem Tak akan Berkoalisi sebelum Menentukan Sosok Capres yang Diusung
Ketua DPP Partai Nasdem, Taufiqulhadi, menjelaskan NasDem akan menetapkan tiga nama sosok calon presiden untuk kemudian dipilih menjadi satu orang.
Waktu penentuan figur bakal calon kepala negara ini direncanakan sampai Desember 2022.
“Kami akan menetapkan dulu tiga orang dari lima orang, kemudian kita serahkan ke ketum dan akan dipikirkan oleh ketum hingga Desember untuk dipilih satu orang,” kata Taufiqulhadi.
Dikatakan, Partai Nasdem tidak akan membentuk atau bergabung dengan koalisi tertentu sebelum penentuan capres, sebagaimana dilansir Kompas.com.
“Jadi kami tidak beranjak ke koalisi terlebih dahulu,” katanya saat ditemui usai acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/6/2022).
Taufiqulhadi pun menilai pada Rakernas kali ini, juga dipersiapkan untuk membangun program kerja para kader menghadapi Pemilu 2024.
Ia mengatakan, salah satu pekerjaan rumah kader Partai Nasdem adalah memulihkan polarisasi di masyarakat yang merupakan imbas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.
“Pemilu ini kami anggap penting dalam konteks kebangsaan karena sebelumnya kita ini terbelah dua. Maka, kami menganggap pemilu yang akan datang kami harus pikirkan bagaimana pembelahan ini menjadi normal kembali,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Fransiskus Adhiyuda, Kompas.com/Tatang Guritno)
Simak berita lainnya terkait Rakernas Nasdem