Laporan wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis, menyebutkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir lebih baik untuk tidak maju menjadi calon presiden jika masih belum mampu mengurus Kementerian BUMN.
Menurutnya BUMN saat ini sedang di bawah performa, apalagi dalam transparansi keuangan.
Padahal laporan keuangan itu sendiri merupakan postur tampilan tanggung jawab dari sebuah koorporasi.
"Manajemen kementerian tergantung kinerja keuangannya. Erick harus membenahi diri dalam urusan pemerintahan yang diletakkan padanya. Untuk alasan apapun kementerian itu untuk beri kepastian, bukan jadi sapi perahan dan alat politik," ujar Margarito, ditemui usai menjadi pembicara diskusi publik di June's Resto & Bar, Hotel Bintang Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (19/6/2022).
Dengan BUMN yang masih berada di bawah performa seperti saat ini, dirasa Margarito akan berbahaya jika pemimpinnya maju menjadi calon presiden.
Baca juga: Kualitas Salah Satu Faktor NasDem Pilih Andika Perkasa Ketimbang Erick Thohir Jadi Bakal Capres 2024
"Ercik boleh bicara bangun gedung ini itu, buat relasi politik, tapi kalau orang seperti ini untuk jadi calon presiden, berbahaya. Sudah terlihat performa dia," katanya.
Namun, masih ada kesempatan bagi Erick jika benar hendak maju menjadi calon presiden.
Dijelaskan Margarito, dalam sisa dua tahun masa kepemimpinannya sebagai menteri BUMN Erick masih bisa berbenah.
"Dalam dua tahun ini kan kesempatan banyak sekali. Dia tak usah beretorika dan segala macam. Lakukan hal konkret untuk memperbaiki performa BUMN. Kalau performa bagus, itu jadi tiket (maju sebagai capres) buat dia," kata Margarito.
Baca juga: Erick Thohir Tegaskan BUMN Harus Jadi Penyeimbang Pasar
Untuk diketahui, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan sepanjang 2022 BUMN tak mempublikasi annual report atau laporan tahunan kepada publik.
Menurut Uchok tak adanya transparansi annual report dari Kementerian BUMN kepada publik dikarenakan BUMN menutup diri atas banyaknya utang saat ini.