Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar mengantisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak di sejumlah daerah sejak beberapa waktu ini.
"Distribusi vaksin harus dilakukan cepat, masif dan merata ke berbagai kawasan. Hal ini guna mencegah meluasnya penyebaran virus PMK yang mutasinya sangat cepat. Sebentar lagi ada momentum Idul Adha yang mana kebutuhan masyarakat akan hewan kurban juga meningkat," kata Netty dalam keterangan yang diterima Kamis (23/6/2022).
Per Selasa (21/6/2022) Satgas PMK Kementerian Pertanian melaporkan sebanyak 214.994 hewan telah terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku.
Baca juga: Menko PMK Minta Distribusi Vaksin untuk Hewan Ternak Dipercepat
Menurut Netty, jumlah hewan terjangkit akan semakin besar jika pemerintah lambat dalam menangani masalah ini.
"Kondisi ini bukan hanya merugikan para peternak di desa-desa, namun juga meresahkan masyarakat yang akan menyembelih hewan qurban. Selain sulit didapat, tingkat kesehatan hewan juga membuat masyarakat cemas. Perayaan Idul Adha jadi kurang kondusif," ujarnya.
Oleh sebab itu, Netty meminta pemerintah agar memastikan tersedianya vaksin yang memadai untuk segera didistribusikan ke berbagai wilayah dan kota yang belum mendapatkan jatah vaksin.
"Apa kendala pemerintah dalam pengadaan dan distribusi vaksin sehingga masih ada wilayah yang belum mendapat vaksin? Ini kondisi darurat yang harus diprioritaskan," ujarnya.
Selain itu, Netty juga meminta pemerintah agar memutus rantai penularan PMK pada hewan, seperti mengetatkan mobilisasi hewan ternak yang datang dari luar daerah, serta memastikan hewan yang ada di suatu daerah negatif dari penyakit mulut dan kuku.
"Pemerintah perlu memikirkan tersedianya alternatif obat untuk meredakan penyakit dan menyembuhkan hewan yang terjangkit virus PMK," ucapnya.
Netty menilai, jika jumlah dosis vaksin tidak segera dimaksimalkan pendistribusiannya, maka aktivitas peternak, pemasok, dan konsumen daging sapi akan turut terdampak dan mengalami kerugian.