News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Puan Harus Manfaatkan Bauran Komunikasi Politik Demi Dongkrak Elektabilitas

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puan Maharani di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing mengatakan untuk untuk bisa mendongkrak elektabilitas Puan Maharani harus mengoptimalkan bauran komunikasi politik.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik (komunikolog) Emrus Sihombing menilai, Puan Maharani harus mengelola dan mengoptimalkan bauran pemasaran komukasi politik untuk bisa mendongkrak elektabilitas.

"Bauran pemasaran politik harus di-manage dengan baik dengan menyusun suatu strategi yang baik dan terukur," kata Emrus, kepada wartawan, Kamis (23/6/2022).

Emrus menjelaskan beberapa faktor kunci dalam bauran tersebut. Pertama adalah produk yang dalam hal ini adalah sosok Puan Maharani.

Baca juga: Puan Maharani Jawab Pertanyaan Soal Capres PDIP di 2024: Sudah Ada Dong Pastinya

Menurutnya, kualitas dari Puan tidak diragukan lagi. Hal itu bisa dilihat dari rekam jejak karir politiknya, dari Ketua Fraksi PDIP di DPR, Kemenko PMK, hingga Ketua DPR.

"Sosok dari Puan Maharani sudah sangat berkualitas," katanya.

Untuk diketahui, Puan pernah menduduki jabatan Ketua Fraksi PDIP di DPR yang saat itu menjadi oposisi dari pemerintahan SBY.

Dia dinilai berhasil dengan bukti kenaikan suara PDIP yang bukan karena jabatan menteri, melainkan sebab kinerja PDIP di DPR.

"Kita melihat bahwa kekuatan PDIP pada masa oposisi itu justru semakin tumbuh, sehingga ketika SBY tidak berkuasa, mereka naik suaranya," ungkapnya.

Begitu pula ketika Puan menjadi Menko PMK. Jabatan itu mampu dijalankannya dengan baik dan relatif tidak ada masalah.

Baca juga: Survei Poltracking Tunjukkan Elektabilitas Erick Thohir di Jawa Timur Naik, DPP ETOR Tambah Semangat

Sebagai ketua DPR, Puan juga dinilai berhasil dengan bukti pengesahan UU TPKS. DPR saat ini tengah menggodok Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) yang mengatur hak cuti untuk cuti ibu hamil selama 6 bulan dan suami selama 40 hari.

"Itu kan suatu UU yang memberikan perlindungan pada hak-hak warga. Kan bagus itu?" ucapnya.

Selain itu, Emrus menekankan agar Puan mengelola faktor promosi. Menurutnya, karena belum dilakukan promosi yang baik, maka nama Puan belum terwacanakan secara sistematis dan masif di ruang publik.

Promosi itu harus didukung dengan konten dan strategi distribusi yang baik. Puan harus mampu menawarkan gagasan yang bermanfaat untuk rakyat.

"Menawarkan gagasan-gagasan yang out the box untuk rakyat," tambahnya.

Baca juga: Raih Elektabilitas Tertinggi di Jawa Timur, Ganjar Pranowo: Enggak Usah Ge-er

Selain itu, Puan disarankan untuk mengunjungi warga secara langsung untuk mendengar kesulitan dan masalah yang mereka hadapi.

Dengan jabatan dan kekuatan politiknya, Puan diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah warga yang berada di seluruh Indonesia, bukan hanya Jawa. Karena persoalan yang sama juga terjadi di daerah lain.

Sehingga kebijakan itu bermanfaat bagi segenap warga negara seperti kelangkaan minyak goreng, akses pengobatan.

"Ketika itu ditawarkan dan dibuat di media sosial maka penawaran itu bersifat nasional. Jadi orang-orang di daerah lain ikut merasakan kebijakan itu," tambahnya.

Untuk itu, Puan harus didampingi ahli strategi komunikasi pemasaran politik yang berlatar komunikasi. Ahli itu harus bisa mengoptimalkan bauran komunikasi pemasaran politik.

"Artinya secara garis besar, Puan Maharani perlu menyusun bauran pemasaran politik yang baik. Kalau itu ditangani baik dalam satu tahun, akan mendongkrak elektabilitas Puan," ujar Emrus.

Baca juga: Bantah Usung Anies untuk Naikkan Elektabilitas Partai, Nasdem Kekuatannya Terletak di Individu

Emrus menilai soal pemasangan nama Puan dengan calon lain dalam kontestasi 2024 masih sangat cair. Meski demikian, sebagai sosok yang berlatar partai pemenang pemilu, Puan harus maju sebagai presiden.

"Karena dia dari partai pemenang pemilu, jadi jangan turun kelas. Jadi jangan sampai calon wakil presiden, karena tidak sesuai dengan muruah kemenangan PDIP," ucapnya.

Menurutnya, Puan bisa dipasangkan dengan wakil sesuai dengan pertimbangan efek kenaikan bauran komunikasi pemasaran politik.

Bisa dipilih sosok calon wakil yang bisa mendongkrak salah satu faktor seperti kesosokan, promosi, distribusi, dan akses ke warga secara langsung.

"Sampai sekarang saya melihat nama-nama yang muncul ke permukaan berpotensi untuk bisa menjadi wakil dan menangkan pemilu," ujarnya.

Emrus menilai kerja sama politik juga sangat berpengaruh dalam memastikan kemenangan Puan Mharani di Pilpres 2024.

"Kalau sudah dipasangkan harus didukung kerja sama politik besar untuk memastikan kemenangan. Kalau boleh semua koalisi yang di pemerintahan Jokowi sekarang menjadi satu kesatuan dalam kerja sama politik membawa Puan Maharani dengan pasangannya. Tentu kalau itu terjadi, di atas kertas, hampir pasti menang," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini