Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto, Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Hari Keluarga Nasional.
Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran terkait Hari Keluarga Nasional.
Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa.
Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.
Ketiga, yakni membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera.
Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut, maka lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni.
Kemudian, Hari Keluarga Nasional ditetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan merupakan hari libur melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2014.
Sejarah dipilihnya tanggal 29 Juni karena pada 29 Juni 1949 silam merupakan momen kembali berkumpulnya para pejuang dengan keluarga.
Para pejuang tersebut telah mempertahankan kemerdekaan Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Di 22 Juni 1949, Belanda menyerahkan secara utuh kedaulatan Bangsa Indonesia.
Para pejuang yang selamat kembali berkumpul kepada keluarganya, setelah sekian lama terpisah selama masa perjuangan.
Sedangkan pejuang yang gugur kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan dimakamkan dengan atau tanpa dikenali.
(Tribunnews.com/Fajar)