TRIBUNNEWS.COM - Embun upas adalah fenomena yang terjadi karena suhu permukaan sekitar dataran tinggi cukup dingin untuk membentuk kristal-kristal es atau embun beku.
Pengertian embun upas tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin.
Ia juga menambahkan, embun upas terjadi karena kondisi meteorologis serta musim kemarau yang tengah berlangsung.
Baca juga: Embun Upas Kembali Selimuti Pegunungan Dieng, Berikut Penjelasan BMKG
Embun upas tersebut dapat dilihat di rerumputan yang membeku.
Puncak kemarau, dapat membuat penyebab daerah di pegunungan mengalami kondisi udara kurang dari titik beku.
Hal tersebut dikarenakan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang ketimbang dataran rendah.
Karena molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang, maka pendinginan berlangsung dengan sangat cepat.
Terlebih jika saat cuaca cerah tidak tertutup awan ataupun hujan, sehingga uap air di udara pada malam hari mengalami kondensasi yang akan mengembut, menempel jatuh di tanah, daun, atau rumput.
Uap air di udara pada malam hari pun mengalami kondensasi dan aka mengembun.
Lalu, air embun tersebut akan cepat membeku, fenomena tersebut adalah relatif fluktuatif.
Mengutip BMKG, masyarakat dieng menyebut embun upas atau bun upas adalah embun racun.
Dinamai "upas" karena memang efeknya dapat membuat tanaman mati.
Embun Upas di Dieng
Fenomena embun es kembali muncul di kawasan dataran tinggi dieng pada Kamis (30/6/2022).
Embun es tersebut menyelimuti permukaan tumbuhan di sekitar kawasan Dieng di pagi hari.
Fenomena embun upas juga diunggah oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam unggahan tersebut, Ganjar memperlihatkan haparan rumput yang sedang beku.
Unggahan tersebut juga menunjukkan suhu di Dieng Kulong -1 derajat celsiun.
(Tribunnews.com, Renald) (Kompas.com, Mela Arnani)