Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan tanggapan terkait munculnya relawan Kopisusi.
Relawan Kopisusi diketahui mendukung Susi Pudjiastuti maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Menurut Susi Pudjiastuti terkait Pilpres ada aturan Presidential Threhshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden hingga oligarki.
Susi mengatakan PT telah mengkooptasi keinginan masyarakat untuk mengajukan sosok calon presiden yang diinginkan atau disukai.
Selain itu, ia mengatakan sampai saat ini kenyataannya tidak ada partai peserta Pemilu sebelumnya di Indonesia yang mengajukan judicial review terkait aturan PT ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Padahal, lanjut dia, aturan yang dibuat hanya membolehkan gugatan tersebut diajukan partai peserta pemilu sebelumnya.
Baca juga: Relawan KOPISUSI Deklarasikan Dukungan untuk Susi Pudjiastuti Maju Jadi Capres 2024
Kalaupun ada politisi yang mengajukan gugatan atas PT, Partai akan menyebutnya sebagai gugatan individu.
Karena itu, menurutnya hanya partai politik yang kuat atau berkoalisi yang mampu mengajukan calon presiden.
Sehingga, menurutnya secara sistem, prosedur, dan realita sehari-hari di Indonesia hampir tidak mungkin masyarakat memilih sosok yang mereka sukai sebagai presiden.
Baca juga: Viral Dokumen Susi Pudjiastuti Jadi Bungkus Gorengan, Camat Pangandaran dan Kemendagri Buka Suara
Hal tersebut disampaikannya dalam deklarasi Komunitas Pendukung Susi Pudjiastuti (Kopisusi) Jakarta mendukung mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024 mendatang di Griya Ardhya Garini Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (3/7/2022).
"Keprihatinan kita atau keinginan kita memang harus dekat ke sistem. Ini sudah dikooptasi dengan Presidential Threshold," kata dia.
Namun demikian, ia mengapresiasi dukungan relawan Kopisusi.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Sindir Aksi Puan Maharani Menanam Padi di Tengah Hujan, Cuitannya Sampai Viral
Ia pun merasa terharu terhadap relawan yang awalnya menghimpun diri dan berinteraksi dari media sosial tersebut.
Susi melihat mereka sebagai gerakan moral yang merasa prihatin atas kondisi bangsa saat ini.
"Saya harus bilang itu moral movement, bukan political movement. Kalau kita ngomong political movement, it's no room for us, it's no room for you to political movement. Karena politik di negeri ini hanya milik partai politik, not individiual politician," kata Susi.